Seperti Ini Dilema Sampah Gelas Plastik

Ilustrasi dilema masalah sampah gelas plastik di Indonesia. (Foto: Istimewa).

Produsen AMDK, termasuk Aqua, dari jauh-jauh hari mengakui permasalahan dan kelemahan produk cup. “Kami mengetahui memang ada tantangan terkait dengan pengumpulan kemasan Aqua gelas, khususnya sedotan. Kami mencoba membuat alternatif solusi, apa yang bisa kami lakukan terkait cup,” kata seorang pejabat Danone Aqua seperti dilansir BBC beberapa waktu lalu.

Sayangnya, hingga kini, perusahaan dan seluruh produsen air kemasan gelas tak kunjung menawarkan solusi yang nyata. Aqua misalnya, hingga kini masih memproduksi air minum kemasan gelas dalam jumlah yang masif. Dari lima besar produsen air kemasan, tercatat hanya Le Minerale yang tak menjual produk air kemasan gelas.

Baca Juga:  Air Galon Kemasan Disebut Tak Aman, Ketahui Ini Fakta Sebenarnya

Padahal, bila berkaca ke industri sejenis, semisal industri makanan cepat saji, ada langkah nyata yang bisa ditempuh oleh industri AMDK. McDonald Indonesia misalnya, sejak 2018, menginisiasi gerakan mengurangi timbulan sampah plastik dengan tidak lagi menyediakan sedotan plastik di 189 gerai McDonald’s di seluruh Indonesia secara serentak. KFC Indonesia menginisiasi gerakan serupa setahun sebelumnya, pada 2017.

Baca Juga:  Pembangunan Jalan Aspal di Garut Bakal Gunakan Ratusan Ton Sampah Plastik, Bisa Tahan Lama?

Sebenarnya, bila berkaca pada riset anyar lingkungan lembaga berbasis Jakarta, Sustainable Waste Indonesia, persentase daur ulang sampah gelas plastik, termasuk sedotannya, relatif tinggi. Riset SWI di seputaran Jakarta pada Agustus 2021 misalnya, menunjukkan daur ulang kemasan gelas AMDK mencapai 81 persen, mengalahkan daur ulang kemasan botol AMDK berbahan Polyethylene terephthalate (PET) yang mencapai 74 persen.

Baca Juga:  Buang Sampah Sembarangan, Tenggelamkan!

Daur ulang gelas AMDK, masih menurut SWI, hanya kalah oleh daur ulang galon PET yang mencapai 93 persen. Ketua Umum Asosiasi Daur Ulang Plastik Indonesia, Christine Halim, mengkonfirmasi temuan itu. Menurutnya, nilai keekonomian daur ulang sampah cup terbilang baik.