Soal Guru Besar yang Tolak RUU Kesehatan Hanya Termakan Provokasi Hoaks, Kemenkes: Mereka Tidak Tabayun!

Juru Bicara Kemenkes Mohammad Syahril
Juru Bicara Kemenkes Mohammad Syahril. (Foto: Kemenkes).

Dikatakan Syahril, pengobatan presisi secara genomik sudah umum di negara lain. Bahkan Indonesia sudah jauh ketinggalan. “Malaysia dan Thailand sudah memulainya lebih dari lima tahun lalu. Kenapa guru besar ini keberatan dengan ilmu baru ini?,” katanya.

Baca Juga:  Legislator Sebut RI Belum Pasti Dapat Izin Umroh dari Arab Saudi, Karena..

Kemenkes siap menerima para guru besar untuk berdiskusi kapan pun agar mereka tidak termakan hoaks dan dapat mengedukasi para mahasiswa dengan akurat.

Sebelumnya, sejumlah guru besar lintas disiplin keilmuan dan profesi yang tergabung dalam Forum Guru Besar Lintas Profesi (FGBLP) mengusulkan agar pemerintah menunda pengesahan RUU Kesehatan.

Baca Juga:  Kodim 0619 Purwakarta Bantu Atasi Krisis Air Bersih

“Kami mengusulkan agar RUU Kesehatan ditunda pengesahannya, kemudian dilakukan revisi secara lebih kredibel dengan melibatkan tim profesional kepakaran, serta seluruh pemangku kepentingan,” kata Perwakilan FGBLP Laila Nuranna dalam acara konferensi pers di Jakarta.

Baca Juga:  Hati-hati Ada Penipuan Mengatasnamakan Bupati Cirebon

Guru Besar Tetap Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) tersebut mengusulkan agar penyusunan RUU Kesehatan dilakukan secara lebih terbuka dan partisipatif. (Red)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News