Wow, 46 Sungai Di Kota Bandung Kritis

JABARNEWS | BANDUNG – Sebanyak 46 sungai dan anak sungai di Kota Bandung dalam kondisi kritis dan harus diperbaiki.

“Ada sekitar 27 sungai atau 61 persen yang kritis harus kita perbaiki. Setiap hari, harus kita keruk karena ada pendangkalan ada sampah dan sebagainya. Yang kedua juga sungai perlu pelebaran, sebab saat ini terjadi penyempitan sampai 50 persen. Lebar sungai harusnya enam meter bisa jadi tinggal tiga meter lagi lebar sungainya,” jelas Kabid Pemeliharaan Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Tedi Setiadi.

Baca Juga:  Begini Cara Polsek Sukasari Ingatkan Pelajar Bermedia Sosial

Yang terjadi penyempitan, kata Tedi, misalnya di Sungai Citepus itu sampai delapan meter, tapi hilirnya jadi empat meter. Di Sungai Citepus sendiri yang terjadi penyempitan di daerah Astana Anyar.

“Dan itu kan airnya di tol air, lancar. Ketika masuk Astana Anyar jadi meluap. Sebab, memang ada bangunan-bangunan. Sebenarnya dari bantaran sungai itu jarak bangunan ke sungai harus 10 meter,” tandasnya.

Disinggung soal pelebaran sungai akan dilakukan walaupun sedikit demi sedikit.

Baca Juga:  Aksi Berani Seorang Bocah SD Lawan Begal di Depok, Ini Sosoknya

“Karena kalau sungai tidak dilebarkan, maka begini terus kalau musim hujan. Tapi tetap kita melakukan upaya-upaya. Kita lakukan perbaikan sungai, normalisasi sungai. Nah itu yang harus terus kita lakukan, tentu kita harus membuat infrastruktur,” jelasnya.

Untuk pelebaran itu kata Tedi paling ideal namun harus ada solusi bagi rumah warga yang nanti terdampak.

“Pendalaman juga sudah kami lakukan. Hanya ketika sudah diperdalam tetap saja daya tampung air itu tidak cukup karena debitnya tetap besar. Terutama ketika, contohnya begini ketika hujan besar terjadi itu semua ke Bandung karena Bandung daerah cekungan,” tuturnya.

Baca Juga:  Moeldoko: Pemerintah Jamin Stok Bawang Putih Aman

Terkait basement, Kata Tedi, harusnya ada kelanjutan. “Relokasi, sedikit demi sedikit harus kita lihat ke depannya. Kalau ada pelebaran sungai berarti kan penduduknya harus dipindahkan dulu. Dan memang efektif pelebaran ketimbang kolam retensi. Tapi, sekarang kita coba kolam retensi dan pengerukan setiap hari,” pungkasnya. (Vie)

Jabarnews | Berita Jawa Barat