JABARNEWS | MAJALENGKA – Koperasi Agung Lestari, koperasi yang bergerak di bidang konservasi alam dan lingkungan, mendapatkan penghargaan sebagai peringkat pertama peraih apresiasi desa binaan konservasi tahun 2018 ini. Koperasi ini menjadi percontohan dan menjadi rujukan bagi koperasi yang ada di Indonesia.
Koperasi Agung Lestari ini akan mendapatkan penghargaan pada Hari Konservasi Alam Nasional (HKAN) 2018, di TWA Batu Putih, Tangkoko Provinsi Sulawesi Utara, pada 28-31 Agustus 2018.
Ketua Koperasi Agung Lestari, Marta Atmaja, mengatakan, koperasi itu mendapatkan penghargaan peringkat pertama terbaik peraih apresiasi desa binaan konservasi 2018. Pihaknya akan mendapatkan plakat serta penghargaan lain dari Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) dan Direktorat Jendral Konsevasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE).
“Tentu kita senang banget. Nama Majalengka kita torehkan kembali di bidang manajemen koperasi. Dengan kata lain koperasi yang kita kelola menjadi role model pengelolaan wisata alam oleh masyarakat penyangga. Dalam hal ini, Objek Wisata Alam Curug Cipeuteuy, yang berada di bawah kaki Gunung Ciremai. Banyak yang bertanya-tanya terkait konsep dan menejemen dan cara pengelolaan ke kami. Tentu kami pun bisa berbagi,” ujarnya, Selasa (28/8/2018).
Marta menjelaskan, pengharagaan ini merupakan usaha, kerja keras, dan semangat para anggota koperasi dan pengelola Wisata Alam Curug Cipeuteuy yang semakin menggeliat. Pihaknya mengucapkan terima kasih kepada Pemerintahan Desa Bantaragung dan Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC) yang telah mendukung dan membina kami selama ini.
Kepala Balai TNGC, Kuswandono, mengucapkan selamat kepada Koperasi Agung Lestari atas diraihnya penghargaan peringkat pertama terbaik peraih apresiasi desa binaan konservasi 2018 dari Kementrian LHK dan Direktorat Jendral KSDAE.
“Koperasi ini sudah layak mendapatkan apresiasi karena upaya dan peran sertanya dalam menjaga kawasan konservasi tetap lestari serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat baik dari segi kelola ekologi, ekonomi, sosial, dan budaya.” tuturnya. (Rik)
Jabarnews | Berita Jawa Barat
