JABARNEWS | BANDUNG – Program penataan kawasan kumuh di Wilayah Taman Sari Bandung yang dilakukan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung mendapat dukungan dari Pemuda Peduli Bangsa (PPB). Program itu, semata untuk memberikan kesempatan bagi masyarakat lain yang masih tinggal di kawasan kumuh mendapat hunian yang layak dengan harga yang terjangkau.
“Berkaitan dengan pembangunan Rumah Deret Tamansari Bandung, kami menilai itu adalah tindakan yang benar, bahwa perlu adanya penataan dan pembenahan wilayah Tamansari yang terlihat kumuh dan sudah tidak layak huni,” kata Ketua Umum PBB, Iwan Kartiwa saat Konferensi Pers di Feddo Cafe, Kota Bandung, Selasa (17/12/2019).
Terkait warga menjadi korban penggusuran, dia meminta kepada Pemkot Bandung untuk segera menyelesaikan permasalahan ini. Karena, menurutnya jika tidak secepatnya diselesaikan akan membuat kondisi menjadi tidak kondusif.
“PPB menekankan kepada pemerintah Kota Bandung agar segera bersikap dan menyelesaikan persoalan warga yang terkena dampak penggusuran,” ucapnya.
Kendati demikian, Iwan menyebut, penggusuran di Tamansari yang dilakukan oleh aparat kepolisian merupakan tindakan tegas. Pasalnya, kata dia, ada oknum-oknum yang mempolitisasi dan menunggangi upaya penggusuran tersebut sehingga terjadi kericuhan.
“Kami mendukung upaya yang dilakukan oleh instansi keamanan Kapolda Jawa Barat yang langsung menurunkan Propam ketika peristiwa kemarin (penggusuran) terjadi kerusuhan. Saya pikir kami juga berharap bahwa tidak ada lagi kelompok-kelompok yang mencoba untuk menunggangi peristiwa tersebut,” jelasnya.
Lebih lanjut, dia menjelaskan, tindakan refresif yang dilakukan aparat kepada warga, pihaknya mendukung aparat untuk menyelesaikan persoalan dengan menurunkan Propam untuk menelusuri dan mencari tahu tentang dugaan keterlibatan aparat keamanan dalam kerusuhan.
“Menanggapi masalah yang terjadi pasca relokasi, PPB mengapresiasi upaya Kapolda Jabar yang langsung inisiatif menerjunkan Propam untuk mengusut tindakan kekerasan yang diduga dilakukan oknum anggota polri,” pungkasnya. (RNU)
