Bupati Bogor Dilantik, Gubernur Jabar Titip Parungpanjang

JABARNEWS | BANDUNG – Gubernur Jawa Barat Moch. Ridwan Kamil melantik Bupati Bogor Ade Yasin dan Wakil Bupati Bogor Iwan Setiawan di Gedung Sate, Bandung, Minggu (30/12/2018).

Dalam kesempatan tersebut, Emil tidak lupa menitipkan agar bupati dapat segera memberi solusi terkait persoalan jalur tambang di Parungpanjang,  yang menurutnya masalah tersebut krisis sehingga harus segera ditangani.

“Iya hakikat pembangunan kan berjenjang, masalah di daerah adalah dahulu kan dengan pemerintah terdekat. Jadi, kebetulan Bupatinya baru, ya sudah saya titipkan dulu yang menurut saya, yang krisis di sana Parung Panjang. Jadi mun Jawa Barat mah Citarum yah,” kata Emil usai melantik Bupati Bogor Ade Yasin dan Wakil Bupati Bogor Iwan Setiawan di Gedung Sate, Bandung, Minggu (30/12/2018).

Baca Juga:  Tiga Cara Untuk Menambah Penghasilan Saat Pandemi Covid-19

Emil mengaku bingung melihat Pemkab Bogor selama ini yang dinilainya tidak memberikan upaya maksimal atas permasalahan di Parung Panjang. Sehingga di momentum  pelantikan bupati Bogor kali ini dirinya berpesan agar segera memberi solusi terkait persoalan jalur tambang di Parungpanjang.

Baca Juga:  Pemilih Pemula Segera Rekam KTP-El

“Bu Ade sendiri sudah menghadap (Gubernur, Red) ada solusi jangka pendek, secepatnya yah mudah-mudahan kita lihat. Makanya setelah dilantik punya full power untuk menyelesaikan masalah-masalah salah satunya saya titipkan masalah parung panjang,” ungkap Emil.

Provinsi sendiri bukannya tidak memberikan solusi terkait permasalahan itu, Emil mengaku Pemerintah Provinsi telah menyiapkan wacana pembangunan jalur tambang. Rencananya akan dimasukkan dalam anggaran tahun depan jika telah melalui proses pengkajian.

“Tapi kan harus ada survei dulu berapa harha jual tanahnya jadi tidak secepat itu, dan kembali lagi kita tunggu dulu solusi dari bu Bupati yang pemilik wilayah untuk menyelesaikan masalah ini,” jelasnya.

Baca Juga:  Olahraga Saat Perut Kosong Itu Tak Efektif, Ini Penjelasannya

“Definisi anggaran tahun depan itu 2 anggaran murni, dan perubahan. Kalau tidak ada di murni mungkin di perubahan, karena belum ada survei jadi belum bisa dianggarkan. Tapi ada pintu semester 2 namanya perubahan, maka semester 1 dilakukan survei harganya jelas berapa, sehingga penganggarannya jelas, itu sudah dijadikan komitmen kalau memang Kab. Bogor tidak memungkinkan,” jelas Emil. (Mil)

Jabarnews | Berita Jawa Barat