Pemprov Jabar Siapkan Master Plan Tentang Kebencanaan

JABARNEWS | BANDUNG – Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat sedang menyiapkan master plan atau blue print ketangguhan hidup dengan bencana. Di dalamnya akan ada edukasi untuk masyarakat tentang kebencanaan.

Hal itu diungkapkan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil saat meninjau lokasi bencana longsor yang terjadi di Kampung Cigarehong, Dusun Cimapag, Desa Sirnaresmi, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi.

Emil melakukan tinjauan bersama Bupati Sukabumi Marwan Hamami, Kepala Pelaksana (Kalak) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Barat Dicky Saromi.

“Pemerintah Provinsi Jawa Barat sedang menyiapkan master plan ketangguhan hidup dengan bencana. Di dalamnya itu ada edukasi (tentang kebencanaan, red),” kata Emil, saat meninjau lokasi bencana longsor yang terjadi di Kampung Cigarehong, Dusun Cimapag, Desa Sirnaresmi, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, Rabu (2/1/2019).

Baca Juga:  557 Mahasiswa Diterjunkan Ke-26 Desa

Emil menjelaskan, 60 persen kebencanaan hidrologis terjadi di Jawa Barat. Karakter alam Jawa Barat menuntut untuk melakukan mitigasi bencana, sehingga bisa mengurangi risiko kebencanaan.

“Bahkan di Karawang, kita sudah mulai melakukan sekolah untuk ada kurikulum yang tanggap terhadap bencana. Jadi, itu sudah kami lakukan tanpa harus dilakukan secara formal sambil diformalkan melalui dokumen yang kita siapkan pada 2019,” ujar Emil.

“Sebanyak 60 persen kebencanaan hidrologis itu terjadinya di Jawa Barat. Ada atau nggak ada manusia karakter alamnya memang begitu. Ada manusia menambahi risikonya. Jadi, saya kira kita atur,” lanjutnya Emil.

Baca Juga:  Pilpres 2019, Demokrat Siapkan AHY untuk Poros Ketiga

Untuk itu, Emil menginstruksikan seluruh kepala daerah di Jawa Barat mewaspadai potensi kebencanaan di daerahnya. Dia mengungkapkan secara geografis, wilayah tengah ke selatan Jawa Barat mempunyai potensi kebencanaan berupa longsor dan wilayah tengah ke utara mempunyai potensi kebencanaan yaitu banjir.

“Oleh karena itu, saya menginstruksikan agar mewaspadai kepada seluruh kepala daerah kalau longsor ini secara grafisnya kebanyakan (Jawa Barat) tengah ke selatan. Kalau tengah ke utara rata-rata peristiwa (bencananya) lebih banyak banjir. Kenapa? Sebab secara geologis (Jawa Barat) tengah ke selatan itu miringnya curam. Dari tengah ke utara relatif rata,” ujar Emil.

Baca Juga:  Wisata Candi Cangkuang Garut Ternyata Situs Peninggalan Sejarah Hindu

Sementara itu, terkait bencana longsor yang terjadi di Kampung Cigarehong, Dusun Cimapag, Desa Sirnaresmi, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, hingga Pukul 11.00 WIB jumlah korban meninggal yang terevakuasi sudah mencapai 13 orang.

Korban hilang sebanyak 21 orang dan korban yang telah teridentifikasi sebanyak delapan orang. “Kami akan terus melakukan upaya, tidak akan berhenti sampai yang hilang terus ditemukan,” pungkas Emil. (Mil)

Jabarnews | Berita Jawa Barat