JABARNEWS | CIMAHI – Rocker era 1980-an dan mantan personel grup band Krakatau, Hari Moekti, mengembuskan napas terakhir, Minggu (24/6/2018).
Menurut informasi, rocker gaek yang juga sudah cukup lama menjadi mubalig dan hijrah, Hari meninggal dunia diduga terkena serangan jantung, yang kemudian dibawa ke Rumah Sakit (RS) Dustira, Cimahi, Jawa Barat.
Namun, Hari tidak bisa tertolong dan mengembuskan napas terakhir di RS Dustira sekitar pukul 20.49. Sebelum dibawa ke rumah sakit, Hari sedang berada di sebuah hotel di kawasan Cimahi. Harry meninggal dunia sebelum dirinya akan berceramah di sebuah Majelis Ta’lim di kawasan Cimahi, Senin (25/6/2018) pagi.
“Infonya Hari memang mau isi ceramah di sebuah Majelis Ta’lim di Cimahi. Makanya beliau itu ba’da Isya sudah berada di Hotel,” ungkap Donny F. Seno, kerabat Hari, ketika dihubungi melalui sambungan telepon, Minggu malam, dikutip Warta Kota, Senin (25/6/2018).
Adik Hari Moekti, Moekti Chandra, juga menyampaikan kabar duka itu melalui pesan berantai yang juga sampai ke grup whatsapp para wartawan.
“Assalamualaikum wrwb. Telah meninggal dunia jam 20.49 hari ini kakak tercinta, sahabat pejuang, pendakwah pemberani hariyadi wibowo HARI MOEKTI doa nya, semoga arwah kakanda pejuang diterima disisi Allah SWT,” tulis Moekti, dikutip Banjarmasin Post.
Hari Moekti lahir di Cimahi pada 25 Maret 1957.
Ia menjadi vokalis grup rock Jakarta, Makara Band, dari 1982 hingga 1985.
Setelah itu, sebagai vokalis, ia bergabung dalam grup Krakatau sejak 1985 dan band Adegan pada 1991, sebelum kemudian memutuskan untuk mendalami agama.
Nyanyian-nyanyiannya yang populer adalah “Lintas Melawai”, “Ada Kamu”, dan “Satu Kata.”
Dikutip dari akun Instagramnya, @harimoekti sebelum meninggal dunia, dia sempat memposting sebuah video ceramahnya tentang hijrah dan tobat.
Video itu dipostingnya pada Minggu (24/6/2018).
Di video itu, dia mengatakan dia merasa sangat beruntung bisa berhijrah dan bertobat.
Seperti diketahui sebelumnya, dia meninggalkan dunia hiburan yang telah membesarkan namanya, memilih bertobat lalu menjadi pendakwah.
“Untung jadi pendakwah. Kalau balik lagi rasanya bakal rugi besar,” ungkapnya. (Des)
Jabarnews | Berita Jawa Barat
