JABARNEWS | DEPOK – Warga Depok yang mudik mesti siap-siap hilang sinyal saat pulang ke kampung halaman. Kemacetan sepanjang periode mudik Lebaran, berpotensi membuat jaringan seluler padat di beberapa area. Ada tiga lokasi jalur mudik kritis sinyal yang menjadi perhatian operator selular.
Kepala Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI), dikutip dari radardepok, Sabtu (9/6/2018), Ahmad M Ramli mengatakan, berdasarkan hasil rapat yang dipimpin Kepala Kantor Staf Presiden Moeldoko, disimpulkan terkait lokasi kritis yang harus mendapat perhatian para operator seluler.
Pertama, wilayah Jembatan Kali Kuto dan sekitar ruas tol Batang—Semarang. Adapun, jembatan tersebut belum bisa dilewati pada arus mudik, sehingga kendaraan harus keluar dari jalur tol sejauh sekira 500 meter sebelum kembali masuk ke jalur tol. Dengan akses itu, pada kesempatan mudik, diperkirakan terjadi kemacetan.
“Jembatan masih belum bisa dilewati arus mudik, sehingga kendaraan harus keluar dari jalur tol sejauh 500 meter dan baru kembali masuk ke jalur tol. Di titik ini diperkirakan dapat mengakibatkan kemacetan,” ujarnya.
Kedua, jalur perpindahan dari tol operasional ke tol fungsional di wilayah setelah Pemalang. Alasannya, di lokasi ini diprediksi akan terdapat perlambatan laju kendaraan yang mengakibatkan antrean.
“Jalur trafik pada lokasi yang terjadi perpindahan dari tol operasional ke tol fungsional, yang terjadi pelambatan kecepatan sehingga diperkirakan kepadatan pemudik yang tinggi,” tuturnya.
Ketiga, di ruas Cikampek menuju percabangan utara yang menuju Cirebon dan selatan yang melalui ruas Purbaleunyi. Menurutnya, operator seluler diharap melakukan antisipasi dan melakukan persiapan penanggulan masalah di wilayah kritis ini. “Saya meminta operator seluler melakukan antisipasi dan kesiapannya untuk wilayah kritis tersebut”, katanya Ramli.
Terpisah, Ketua Asosiasi Penyelenggara Telekomunikasi seluruh Indonesia (ATSI), Merza Fachys mengatakan, sejak April pihaknya telah melakukan pengujian jaringan. Dari hasil pengujian yang dilakukan, pihaknya memastikan para operator telah memasang base transceiver station (BTS) bergerak untuk menjamin pelayanan ketika mudik.
Adapun, pengujian yang dilakukan yakni, pertama, cakupan jaringan dan kualitas sinyal seluler. Kedua, terkait layanan telepon melalui aspek tingkat kesuksesan panggilan, kontinuitas Panggilan serta waktu tunda setelah melakukan panggilan dalam satu operator selular (on-net) maupun lintas operator selular (off-net).
Ketiga, pengujian pada layanan pesan singkat (SMS) dengan melihat tingkat kesuksesan pengiriman pesan pada satu operator selular (on-net) maupun lintas operator selular (off-net). Terakhir, pengujian layanan akses internet. “Untuk meningkatkan kualitas sinyal atau di wilayah yang tidak tersedia sinyal, operator seluler telah memasang BTS mobile selama Ramadan dan Idulfitri,” tuturnya.
Pemudik asal Depok, Hantoro mengaku, akan melintasi Pemalang. Jika memang akan terjadi kesulitan sinyal, dia memilih mematikan hape dan fokus membawa kendaraan. Hanya saja, khawatir saat perjalanan akan nyasar. Mengingat, perjalanan mudiknya selalu menggunakan GPS. “Ya paling saya takut nyasar saja, kalau sinyalnya susah,” terang warga Kelurahan Baktijaya, Sukamjaya ini.
Pemudik lainya, Siti Hasanah mengatakan, hal ini sebenarnya harus bisa diantisipasi pemerintah. Sinyal itu sangat penting ketika ingin berkomunikasi saat perjalanan, apalagi jika kendaraan yang menggunakan GPS.
Tentunya saat sinyal terganggung, arah jalan GPS juga ikut terganggu. “Kebetulan saya hanya penumpang, tapi saat macet suka telepon saudara memberitahu lokasi. Jika susah sinyal jadi akan kesulitan nantinya,” tandas perempuan yang tinggal di Jalan Nusantara Raya, Kelurahan Depok Jaya, Pancoranmas ini. (Yfi)
Jabarnews | Berita Jawa Barat