Disdik: Banyak Yang Tidak Sekolah Di Kawasan Perkebunan

JABARNEWS | KAB. BANDUNG – Setelah berakhirnya masa Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tahun pelajaran 2018-2019, Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung akan mendata anak usia sekolah yang tidak bisa sekolah.

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung, Juhana, mengatakan, pihaknya menerapkan dua metode untuk mengetahui adanya anak usia sekolah yang tidak sekolah, yaitu melalui pendataan secara detail dan penyisiran ke tiap wilayah kecamatan bahkan desa.

“Kami sudah melakukan pendataan secara detail, berapa anak yang lulus SD dan berapa anak yang masuk ke Sekolah Tingkat Pertama (SMP). Dengan pendataan demikian, maka akan diketahui kalau ada anak yang tidak sekolah,” kata Juhana, dikutip Tribun Jabar, Senin (6/8/2018).

Baca Juga:  Ada Diskon 20 Persen untuk Tarif Tol Jakarta-Cikampek, Catat Ini Waktunya

Saat ini pihaknya sedang melakukan pendataan input SMP/sederajat dan juga akan melakukan penyisiran ke tiap wilayah se kabupaten Bandung.

“Selain itu kami juga akan melakukan penyisiran ke tiap wilayah kecamatan bahkan Desa,” katanya

Jika nantinya ditemukan ada anak usia sekolah namun tidak sekolah, dirinya akan melakukan pembinaan dan berkomunikasi dengan orang tua anak tersebut.

“Kenapa anak mereka tidak melanjutkan sekolah, sehingga kami akan mengetahui permasalahannya. Kami akan melakukan pembinaan dan berkomunikasi apa alasanna tidak sekolah,” ujarnya.

Karena sesuai dengan program pemerintah, kata Juhana, tidak ada alasan anak usia sekolah tidak bersekolah.

Baca Juga:  Atasi Pasokan Apartemen, Crown Group Buka Peluang Kolaborasi dengan Indonesia

Kalau ada yang tidak sekolah dengan alasan miskin, pemerintah sudah menjamin biaya melalui dana BOS dan ada Kartu Indonesia Pinter (KIP).

Bahkan jika ada alasan jarak sekolah yang kejauhan pihaknya sudah menyediakan bus sekolah yang tersebar di beberapa kecamatan.

“Ada bus sekolah kalau alasannya jarak sekolah terlalu jauh. Pokoknya tidak ada alasan anak tidak bersekolah, karena semua kebutuhan sudah disiapkan oleh pemerintah,” tuturnya.

Juhana menambahkan, untuk mempercepat langkah dalam penyisiran adanya anak yang tidak bersekolah, pihaknya sudah melakukan kerja sama dengan Dinas Sosial Kabupaten Bandung melalui Sistem Layanan Rujukan Terpadu (SLRT) di tiap wilayah.

Baca Juga:  Tol Cipali Masih Diberlakukan One Way

Hal tersebut dilakukan agar data segera terkumpul dalam jangka waktu singkat.

“Dan nantinya akan dicarikan solusi, kalau ditemukan adanya hal tersebut,” ujarnya.

Menurut data kewilayahan yang terprediksi adanya anak usia sekolah namun tidak bersekolah adalah wilayah-wilayah pinggiran kabupaten dan kawasan perkebunan, seperti di Kecamatan Ranacabali, Pangalengan, dan Kecamatan Kertasari.

Pihaknya mengaku sudah intensif berkomunikasi dengan pemerintahan kecamatan dan desa tersebut.

“Baru diprediksi di wilayah kecamatan Rancabali, Pangalengan, Cikancung, dan Kertasari adanya anak usia sekolah tidak bersekolah,” katanya. (Des)

Jabarnews | Berita Jawa Barat