“Sebetulnya keluarga mau membawa pulang, tapi untuk pertimbangan agar mendapatkan ASI eksklusif, maka bayi itu sementara biar dirawat di dalam saja,” imbuhnya.
Tunggul menjelaskan untuk proses perawatan bayi tersebut, pihaknya memberikan fasilitas dengan mengurangi jumlah penghuni kamar maksimal menjadi empat orang.
“Satu kamar itu isinya ibu bayi, bayi dan dua warga binaan yang lain. Warga binaan lain ini bisa ikut membantu merawat bayi,” ujarnya.
Terkait keberadaan bayi itu, pihak lapas juga ikut membantu perawatan dengan memberikan bantuan popok dan berapa kebutuhan yang lain.
“Untuk suami D, juga kami izinkan untuk mengazani anaknya. Dia juga kami beri kesempatan menjenguk anaknya, tapi ya tidak setiap hari,” jelasnya.