Duh, Puluhan Warga Terinfeksi Penyakit Antraks Usai Makan Daging Sapi

Petugas memeriksa kesehatan hewan sebagai antisipasi penyebaran penyakit Antraks
Petugas memeriksa kesehatan hewan sebagai antisipasi penyebaran penyakit Antraks. (foto: istimewa)

“Sebagian positif, yang 85. Tapi, sebagian besar enggak bergejala,” tutur Dewi.

Sementara itu warga yang mengalami gejala akan menghadapi beberapa tanda seperti diare, luka kulit, serta kemunculan benjolan atau bengkak kecil berwarna kemerahan pada tangan.

Dalam situasi tersebut, Dinas Kesehatan Kabupaten Gunung Kidul juga secara cepat merespons dengan memberikan pasien terkontaminasi obat antibiotik.

Baca Juga:  Antisipasi Penularan Rabies, Kementan Bagikan 2.000 Vaksin Gratis di Garut

Selain itu, pemerintah daerah melakukan pemantauan selama dua kali masa inkubasi, yakni selama 120 hari di daerah penyebaran penyakit yang disebabkan oleh bakteri Bacillus anthracis yang berstatus zona merah.

Baca Juga:  Gubernur Jakarta Anies Baswedan Sebut Tidak Ada Perpanjangan Jabatannya, Nyindir?

Menurut Dewi, pihaknya juga aktif memberikan edukasi kepada masyarakat untuk hanya mengonsumsi daging dari hewan ternak yang sehat saja. “Kondisi terkini dari mereka yang terpapar, baik. Semua itu kondisinya membaik,” tegas Dewi.

Baca Juga:  Berangkat dari Malang Menuju Cilacap, Tiga Nelayan Hilang di Perairan Laut Selatan

Menurut penjelasan Dewi, penyakit antraks adalah jenis penyakit zoonosis yang dapat menyebar dari hewan ke manusia, tetapi tidak dapat ditularkan antara manusia. Penularannya biasanya terjadi melalui kontak langsung, seperti menyentuh tubuh hewan yang memiliki luka.