Di NU, menurut Abdul Mu’ti, putra atau putri Kiai adalah darah biru. Mereka sangat dihormati dan diharapkan menjadi Kiai penerus pesantren.
Hal tersebut berbeda dengan di Muhammadiyah. Dalam organisasi yang didirikan di Kota Yogyakarta terseut tidak mengenal adanya darah biru layaknya seperti di NU.
“Putra/putri Kiai atau tokoh Muhammadiyah tidak mendapat penghormatan yang berlebihan. Anak Kiai di NU dipanggil Gus. Sementara anak Kiai di Mummadiyah dipanggil Guys,” tulis Sekretaris PP Muhammadiyah, Abdul Mu’ti, Selasa (31/1/2023). (red)