Pertama, menetapkan tujuan anak atau calon santri. Jika tujuannya adalah untuk menjadi penghafal Alquran, maka pilihlah pesantren yang memiliki program hafalan.
Kedua, jika tujuannya adalah untuk menjadi pakar ilmu agama, seperti literatur keislaman klasik, maka bisa mencari pesantren yang menyediakan sistem pembelajaran berdasarkan kitab kuning atau gundul.
“Jika tujuannya adalah ingin anak menjadi calon intektual ulama, maka carilah pesantren yang memadukan antara pendidikan kepesantrenan dengan pendidikan formal. Biasanya pesantren terkait mengintegrasikan ilmu-ilmu umum dengan ilmu agama khas pesantren,” ujar Fatoni dikutip dari laman UMM, Selasa (25/7/2023).
Pertimbangan ketiga, dalam memilih pesantren adalah menentukan model pendidikan yang diinginkan. Secara umum, pesantren dapat dibedakan menjadi dua, yaitu tradisional dan modern.
Pesantren tradisional atau salafi cenderung berfokus pada kitab-kitab kuning atau kitab gundul. Model pesantren ini bahkan melarang santrinya untuk mengenyam pendidikan formal agar mereka dapat lebih fokus dalam mempelajari kitab-kitab tersebut.