Kartini Masa Kini Dari Jatiluhur

JABARNEWS | PURWAKARTA – Kisah perjuangan R.A Kartini sebagai pahlawan emansipasi tidak pernah luntur dari ingatan wanita Indonesia. Teladan Kartini menginspirasi wanita Indonesia dalam mengabdi kepada Tanah Air.

Itu termasuk dalam dunia kesehatan. Seperti Eka Mulyani, yang berperan dan menorehkan prestasi di dunia kesehatan. Dia pantas disebut ‘Kartini Masa Kini’.

Eka Mulyani adalah seorang bidan yang saat ini menjabat sebagai Kepala Puskesmas Kecamatan Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta.

Eka sendiri menjadi bidan sejak 1993. Penempatan pertamanya sebagai bidan desa di Desa Cikaobandung, Kecamatan Jatiluhur. Kemudian menjadi Bidan Puskesmas Jatiluhur dan Kasie Pemberdayaan Perempuan. Jabatan terakhir sebelum menjadi Kepala Puskesmas Jatiluhur yaitu Kepala Puskesmas Sukasari.

Baca Juga:  Hujan Lebat Disertai Kilat dan Angin Kencang di Jawa Barat Pada Sore hingga Malam Hari

“Bidan adalah srikandi-srikandi perkasa, karena perannya luar biasa dalam kehidupan khususnya bidang kesehatan,” ujar Eka Mulyani, saat ditemui di Puskesmas Jatiluhur, Sabtu (21/4/2018).

Sebelumnya, lanjut dia, cita-cita dirinya sebetulnya ingin jadi guru. Namun, seiring berjalannya waktu, cita-citanya berubah. Saat Eka melihat saudaranya yang sakit, ada keinginan untuk merawatnya.

“Kebahagiaan tersendiri bisa merawat saudara yang sakit. Sejak saat itu, saya ingin jadi perawat. Setelah lulus SMP, saya melanjutkan pendidikan ke sekolah keperawatan,” ujarnya.

Baca Juga:  Dipercaya Dapat Menyembuhkan Luka, Berikut Khasiat Madu

Soal pilihannya menjadi bidan, Eka menuturkan, itu merupakan panggilan jiwanya. Menolong ibu yang hendak melahirkan merupakan pekerjaan mulia.

Selain mengurusi ibu yang tengah melahirkan, lanjut dia, bidan juga berperan penting dalam mengontrol janin saat masih dalam kandungan. Secara aktif bidan harus mampu memberikan pengetahuan seputar kesehatan kehamilan dan janin pada ibu yang mengandung.

“Seorang bidan adalah bagian yang berperan penting dari perjuangan seorang ibu untuk melahirkan buah hatinya ke dunia. Dari pertama dirinya menjadi bidan, kurang lebih 500 anak yang dibantu melahirkan dengan selamat. Rata-rata ada 15 anak per bulan yang dibantu dilahirkan,” katanya.

Baca Juga:  IMIKI Gelar Diskusi Publik Bertema Milenial dan Propaganda Ideologi

Menyinggung peringatan Hari Kartini, Eka mengatakan, Kartini meninggal bukan karena kegagalan memperjuangkan hak-hak perempuan, tetapi karena ketidakmampuan bertahan sebagai ibu yang sedang mengandung dan melahirkan anaknya di tengah-tengah keterbatasan bantuan medis.

“Maka dari itu semoga para bidan di seluruh dunia semakin bisa bersikap profesional dan kompeten dalam melaksanakan tugas mulia dan mempersiapkan masa depan untuk anak-anak Indonesia,” ujarnya. (Gin)

Jabarnews | Berita Jawa Barat