Saat matahari terbenam, ketinggian hilal mencapai +04˚09’43”, lebih dari batas minimal imkan rukyat (+3˚), yang berarti hilal kemungkinan dapat terlihat. Jarak sudut lengkung bulan dari matahari atau elongasi tercatat +5˚4’15”.
Proses rukyat dilakukan menggunakan teropong otomatis (go-to) dan beberapa teropong manual. “Sebelum pengamatan, kami melakukan kalibrasi pada teropong sejak pukul 13.30 WIB dengan membidik matahari menggunakan kamera CCD dan filter khusus,” kata Encep.
Menjelang pengamatan hilal, sekitar 30 menit sebelumnya, teropong diarahkan ke posisi hilal. Hasil pengamatan ditampilkan di layar TV 45 inci agar seluruh peserta rukyat dapat melihat dengan jelas.
Dalam pengamatan ini, hilal tidak terlihat yang kemudian dilaporkan kepada Kementerian Agama sebagai bahan pertimbangan Sidang Isbat. Dengan keputusan resmi pemerintah, umat Islam di Indonesia akan memulai ibadah puasa pada Sabtu, 1 Maret 2025. (Red)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News