Jabar Mulai terapkan Manajemen Krisis Kepariwsataan

JABARNEWS | BANDUNG – Dinas parawisata dan kebudayaan Provinsi Jawa Barat, sebagai pengembangan sektor pariwisata akan mulai menerapkan konsep manajemen krisis kepariwisataan (MKK) daerah. Sabtu (05/10/2019)

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat Dedi Taufik menjelaskan, Pariwisata harus tumbuh di ekosistem yang aman, potensi pariwisata besar dimulai dari gunung, pantai, hingga wisata buatan Jabar yang memiliki potensi bencana yang harus diwaspadai.

“Jawa Barat memiliki ragam etnik yang banyak, punya banyak destinasi wisata, namun di sisi lain juga memiliki multikebencanaan,” ujar Dedi Taufik.

Baca Juga:  Polsek Jatiluhur Sambangi Pondok Pesantren As Salaaf Ciganea Purwakarta, Ini yang Dilakukannya

Kemudian, Dedi mengungkap supaya mitigasi bencana bisa lebih baik dan hebat di Indonesia. Seluruh Kabupaten/Kota yang ada di Jawa Barat, belajar langsung kepada Dinas Pariwisata Provinsi, baik secara regulasi, pemahaman, kelembagaan, hingga manajemen krisis.

Penerapan konsep MKK tersebut menjadikan Jabar sebagai provinsi kedua proyek percontohan atau pilot project MKK Daerah setelah NTB. Menurut Dedi, tidak hanya bencana alam saja, bencana non-alam juga cukup tinggi entitasnya.

Baca Juga:  Polres Cianjur Amankan 5 Anggota Geng Motor yang Bacok Remaja

Selain itu, Staf Ahli Menteri Pariwisata Bidang Multikultural, Guntur Sakti, menjelaskan Bandung menjadi salah satu dari tiga pilot project MKK Daerah itu lantaran mempunyai destinasi pariwisata yang berpotensi bencana alam cukup besar, khususnya gempa.

Ia juga menyadari banyak daerah di Indonesia yang memiliki potensi untuk menjadi destinasi pariwisata. Namun, perlu dirumusman bagaimana cara daerah menangani situasi krisis sehingga destinasi wisata tersebut bisa segera pulih setelah terdampak bencana.

Baca Juga:  Uu Ruzhanul Ulum Pastikan Lonjakan Kasus Covid-19 di Jabar Mulai Terkendali

“Untuk itu, kita bersama, menyamakan persepsi tentang MKK. Komitmen kepala daerahnya juga sangat tinggi untuk menghadapi darurat bencana di Jawa Barat. Sehinga membuat kita menjadi masyarakat yang waspada terhadap bencana,” katanya.

Guntur menjelaskan, setiap bencana baik alam dan non-alam akan berdampak langsung terhadap devisa Indonesia. Sementara itu, Presiden Joko Widodo menetapkan sektor pariwisata menjadi salah satu sektor unggulan penghasil devisa bagi negara.(Red)