“Kemarin, lagi kelas mewarnai dan menggambar, sebagian menggambar, sebagian mewarnai. Karena yang ABK ini sudah selesai kata gurunya masuklah ke kelas,” kata Kusrini kepada wartawan, Jumat (22/4).
Namun tak lama kemudian, seorang siswa mengadukan kepada gurunya saat korban inisial G (13) menangis setelah memasuki kelas.
“Baru gurunya enggak tahu berapa menit, sudah baku hantam. Menurut cerita dari gurunya, ada anak yang manggil ‘Bu Ine itu G nangis, berantem sama J’. Nah ketika gurunya datang, memang nangis si G ini. Dia memang ada kelainan, tidak bisa ngomong,” jelas Kusrini.
Saat ditanyai oleh gurunya, pelaku J (13) tak bermaksud merundung siswa G, ia mengaku hanya bercanda.
“Dia (pelaku) bilangnya bercanda, ‘Ibu aku hanya bercanda’ pokoknya dia bilang hanya bercanda,” kata Kusrini.
Kusrini berujar, salah satu teman kelasnya juga turut merundungi korban G. Selain itu, satu siswa lainnya berinisial R (13) yang memiliki IQ lebih tinggi dari ketiga siswa berkebutuhan khusus tersebut turut merekam aksi yang dilakukan kawan-kawannya.
Atas kejadian tersebut, Kusrini mengaku akan memberikan sanksi terhadap pelaku perundungan. Untuk itu, ia juga sedang melakukan koordinasi dengan Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB). (red)
Sumber: Kompas.com