Mau Kuliah Kedokteran? Tinggal Bayar Calo Rp 200 Hingga 250 Juta

JABARNEWS | CIMAHI – Iming-iming agar bisa kuliah di Fakultas Kedokteran Universitas Jendral Ahmad Yani (Unjani) dimanfaatkan oleh para penipu. Itu terbukti saat pihak kampus Unjani berhasil membongkar jaringan percaloan seleksi masuk Fakultas Kedokteran. Para pelakunya pun berhasil diringkus.

Praktek percaloan ini terjadi pada 6 Mei 2018, saat Unjani menggelar seleksi untuk calon mahasiswa kedokteran yang berlangsung di Fakultas Kedokteran ruang 5,6 dan ruang 12. Kemudian ketika seleksi di ketiga ruang tersebut berlangsung, pengawas berhasil menangkap empat pelaku, satu di antaranya mahasiswa Unjani.

Sekretaris Rektor Unjani, Brigjen TNI Dedi Hernadi mengatakan mahasiswa tersebut yang pertama berinisial E yang membawa kamera capture berbentuk alat tulis. Namun setelah diselidiki, E merupakan mahasiswa Unjani fakultas yang lain semester dua.

Baca Juga:  Anak Sungai Citarum Di Jatiluhur Berpotensi Jadi Objek Wisata Baru

“Kemudian kami menangkap inisial S, R dan F karena pengawas mendengar getaran suara. Ternyata setelah diperiksa ada earphone dan handphone untuk digunakan di ruang seleksi,” ujar Dedi, dikutip laman Bale Bandung, Rabu (6/6/18).

Dikatakannya, dari hasil pengembangan mereka ternyata memiliki teman yang lain yang saat seleksi tidak tertangkap yakni A, N, S, W dan SB. Mereka semua merupakan jaringan para calo.

Otak dari percaloan tersebut yakni R warga Cililin, Kabupaten Bandung Barat, yang merupakan ibu kandung dari S yang tertangkap membawa earphone dan ponsel.

“Selain itu ada bosnya yakni B dan H dan kami jug menangkap T yang berperan menjadi koordinator lapangan atau yang mengawasi dilapangan,” sebut Dedi.

Tarif Rp 200 Hingga 250 Juta

Menurut Dedi, modus operandi pelaku dalam mencari korban yakni ketika calon mahasiswa melakukan registrasi dengan berpura-pura menghubungi orangtua korban dengan mengaku bisa membantu untuk meluluskan masuk Fakultas Kedokteran Unjani.

Baca Juga:  Kocak! Beredar Video Bocah Sebut Deretan Nama Malaikat, Ridwan Kamil Termasuk

“Upah yang ditawarkan dari kelompok ini berkisar antara Rp 200 hingga 250 juta. Apabila pada penawaran awal ini orang tua setuju, biasanya langsung diadakan pertemuan. Setelah deal, lanjut dia, pelaku mengajarkan menggunakan sebuah alat seperti earphone yang digunakan ketika masuk ruang ujian, lalu alat tersebut dipasang setelah pemeriksaan, kemudian ponsel dihidupkan,” katanya.

“Menurut mereka, selama 30 menit jawaban belum dikirim karena soal dalam proses pengiriman. Soalnya dikirim dengan cara meng-capture oleh E yang tugasnya memfoto soal. Kemudian soal dikirim ke kelompoknya untuk dikerjakan, lalu setelah 30 menit atau sekitar satu jam jawabannya dikirimkan melalui earpiece atau alat semacam earphone,” tambahnya.

Baca Juga:  Akhir Pekan Ini Di Bandung Bakal Hadir Korea Culture Days

Rektor Unjani, Mayjen TNI Witjaksono, menambahkan, semua pelaku yang terlibat praktek percaloan tersebut telah diamankan di Polres Cimahi. “Sedangkan untuk mahasiswa yang terlibat dalam praktek percaloan tersebut, pihak kampus memastikan akan mengeluarkannya, karena kami memiliki kode etik,” tandas Witjacksono.

Sedangkan untuk calon mahasiswa yang mengikuti seleksi dengan menerima praktek percaloan tersebut, lanjutnya, pihak kampus pun tidak meloloskannya.

Menurut rektor, Fakultas Kedokteran merupakan fakultas yang paling banyak diminati. Dalam setahun saja calon mahasiswa yang mendaftar sebanyak 2.500, sedangkan yang diterima hanya 150 mahasiswa.

“Jadi karena adanya persaingan yang sangat ketat itu, ada yang memanfaatkan kesempatan untuk melakukan pelanggaran (percaloan),” imbuhnya. (Des)

Jabarnews | Berita Jawa Barat