Duh! Kabupaten Tasikmalaya Rawan Terjadi Konflik Sosial Jelang Pesta Demokrasi 2024

JABARNEWS | TASIKMALAYA – Kesbangpol Kabupaten Tasikmalaya menyampaikan bahwa menjelas pesta demokrasi 2024, Kabupaten Tasikmalaya rawan terjadi konflik sosial.

Kepala Kesbangpol Kabupaten Tasikmalaya Asep Gunadi mengatakan, konflik sosial rawan terjadi dikarenakan situasi saat ini di tengan pandemi Covid-19 kondisi perekonomian sangat sulit.

“Benih-benih konfliknya sangat banyak, apalagi pada masa pandemi Covid-19 saat ini; misalnya benih konflik sosial berkaitan dengan ekonomi. Termasuk ke depannya menjelang pesta demokrasi 2024, bisa saja kan itu ada yang menyetelnya,” kata Asep saat Lokalatih Penanganan Konflik Sosial di Daerah Melalui Mediasi di di aula Pendopo Baru, Senin 1 November 2021.

Baca Juga:  I Made Wirawan Segera Jalani Operasi, Robert Albert: Absen Sekitar 3 Bulan

Baca Juga: Hanya Dalam Waktu Dua Hari, Tiga Bencana Kabupaten Cianjur

Baca Juga: Residivis Spesialis Pencurian Kotak Amal Masjid di Kabupaten Bandung Akhirnya Ditangkap Polisi

Oleh karena itu, dia menyebut, sebelum ada yang menabuh genderang konflik sosial menjelang hajat politik, perlu ada kekuatan masyarakat yang mengantisipasinya.

Baca Juga:  Ahmad Heryawan Raih Predikat Gubernur Inovatif Untuk Ke-4 Kalinya

Lantaran, lanjut Asep, mungkin saja ada pihak tidak bertanggung jawab yang memanfaatkannya demi mencapai tujuan tertentu.

Baca Juga: Kabupaten Tasikmalaya Tetapkan Status Siaga Bencana Banjir dan Longsor, Masyarakat Diminta Waspada

Baca Juga: Soal Penghapusan Cuti Bersama Nataru 2022, Sandiaga Uno: Kita Tidak Ingin Kasus Covid-19 Meningkat

“Kuncinya dengan kebersamaan dan kekompakan kita. Mudah-mudahan benih-benih konflik bisa diminimalisir, sekecil atau sebesar apapun bisa diselesaikan dengan mediasi,” tuturnya.

Baca Juga:  Lemah, Konektivitas Transfortasi Di Jabar

Asep berharap dengan adanya kegiatan tersebut dapat tercipta kekuatan organisasi, yang mampu menangani dan mendeteksi kemungkinan terjadinya konflik sedini mungkin.

“Harapan terbesarnya semoga tetap kondusif. Walaupun konflik itu bisa terjadi dari konflik personal di lingkungan masyarakat, kemudian melebar kepada konflik sosial,” ucapnya.

“Koflik sosialBisa terjadi antara perorangan dengan kelompok atau bisa kelompok dengan kelompok, dengan berbagai latar belakang persoalan yang berbeda-beda,” tandasnya.***