Masalah lingkungan di Jabar Kompleks, Setiap Orang Hasilkan Sampah Setengah Kilogram Perhari

JABARNEWS | BANDUNG – Permasalahan lingkungan di Jawa Barat merupakan persoalan kompleks. Setiap orang rata-rata menghasilkan sampah setengah kilogram perhari.

Kepala Bidang Konservasi dan Pengendalian Perubahan Iklim Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Jabar, Helmi Gunawan mengatakan, ada dua upaya dalam pengelolaan sampah.

Pertama adalah upaya pengurangan sampah atau istilahnya 3R (Reuse, Reduce, dan Recycle). Kedua, upaya penanganan yang berlangsung di Tempat Pembuangan Akhir (TPA).

Baca Juga: Operasi Zebra Lodaya 2021 Resmi Berlaku, Kapolres Purwakarta Minta Anggotanya Jaga Sopan Santun

Baca Juga: Ternyata Ini Penyebab Orang Benci Hari Senin Menurut Psikolog

Baca Juga:  Polda Jabar Letakan Batu Pertama Aula ME. Djayanegara di Mapolres Tasikmalaya

“Jadi, untuk upaya pengurangan harus lebih banyak porsinya. Jadi dari masyarakat, dari individu, harus mengurangi sampah dari mulai rumah tangga,” kata Helmi dalam keterangan yang diterima, Senin 15 November 2021.

Pemda Provinsi Jabar, lanjut Helmi, berkomitmen mendorong pengelolaan sampah berbasis digital untuk menerapkan konsep ekonomi sirkular. Guna mewujudkan komitmen itu, Pemda Provinsi Jabar berkolaborasi dengan Octopus sebagai mitra dalam pengelolaan sampah, terutama sampah botol plastik.

Baca Juga: Cegah Penyebaran Covid-19, Polisi di Pematangsiantar Berhentikan Pengendara Motor

Baca Juga: Ini Manfaat Popcorn Bagi Kesehatan Tubuh yang Jarang Diketahui

Baca Juga:  Ngeri! Aksinya Ketahuan, Perampok di Tasikmalaya Ancam Pemilik Toko Pakai Samurai

Selain itu, Helmi menuturkan bahwa Pemda Provinsi Jabar sudah merancang sejumlah strategi untuk memasifkan upaya pengurangan sampah sejak dari rumah tangga. Selain melalui platform digital, Pemda Provinsi Jabar mendorong keberadaan bank sampah.

“Bagaimana kita mengolah sampah masyarakat di sekitar rumah dan bisa mengelola serta menyimpan barang bermanfaatnya ke bank sampah. Itu sudah kita coba lakukan di kabupaten/kota,” ucapnya.

Helmi mejelaskan, upaya pengurangan sampah pun dilakukan untuk sampah organik. Salah satunya melakukan bio konversi dari sampah organik menggunakan Maggot.

Baca Juga:  Kejari Purwakarta Musnahkan Barang Bukti Perkara Narkotika Hingga Uang Palsu

Menurutnya, satu kilogram Maggot dapat menangani lima kilogram sampah organik. Selain itu, Maggot memiliki nilai ekonomi yang tinggi.

Baca Juga: Polda Jabar Lakukan Analisa dan Evaluasi Kasus Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang, Ada 55 Orang Saksi

Baca Juga: Ramalan Zodiak 15 November 2021: Cancer, Jangan Takut Untuk Meminta Bantuan Orang

“Satu kilo larva itu dari Maggot itu bisa mengelola lima kilogram sampah organik. Jadi memang sangat masif sekali. Jadi, kita harus mulai menggalakkan, terutama di kabupaten/kota untuk melakukan itu (mengelola sampah organik dengan Maggot),” tutupnya.***