Selain itu, kata Mary, Dinkes Kota Depok juga mengajak masyarakat untuk melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) 3M Plus. Ini meliputi menguras tempat yang sering dijadikan penampungan air seperti bak mandi dan ember air, menutup rapat-rapat tempat penampungan air seperti drum dan kendi.
Tak hanya itu, Dinkes Depok juga meminta Masyarakat melakukan daur ulang barang bekas yang dapat menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk penular DBD.
Mary menjelaskan bahwa konsep 3M Plus melibatkan segala bentuk pencegahan lainnya, seperti menaburkan bubuk larvasida pada tempat penampungan air yang sulit dibersihkan, menggunakan kelambu saat tidur, dan menghindari kebiasaan menggantung pakaian dalam rumah.
Untuk memeriksa jentik berkala (PJB) dan melakukan larvasidasi di wilayah masing-masing, Dinkes Kota Depok fokus pada wilayah yang ditemukan kasus DBD.
“Prinsipnya, pencegahan kasus DBD ini dengan memberantas nyamuk Aedes Aegypti sebagai vektor virus Dengue,” jelasnya.
Mary juga mendorong masyarakat untuk mengaktifkan Kampung Bersih Bebas Jentik (Kampung Berbatik) pada setiap RW, dengan melakukan upaya intervensi G1R1J1, PSN, pemasangan Ovitrap sebagai Teknologi Tepat Guna (TTG), dan pencatatan pelaporan secara digital terintegrasi.
“Tentunya juga dengan kontribusi dari masyarakat untuk tetap menjaga kebersihan lingkungan. Perlu dukungan dan kontribusi dari masyarakat dengan perilaku hidup bersih serta tetap menjaga lingkungan,” tandasnya.
Dengan berbagai langkah yang dilakukan, Dinkes Kota Depok berharap dapat meminimalisir kasus DBD di Kota Depok demi kesehatan masyarakat yang lebih baik. (red)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News