“Ada sekitar 200 suporter sepak bola Cirebon yang hadir ikut doa bersama di Balai Kota Cirebon,” ucapnya.
Dalam kegiatan Doa bersama ini, lanjut Agung. Bahwa ia juga merasa kecewa dengan tindakan represif aparat Kepolisian yang menembakan gas air mata ke atas tribun, sehingga membuat panik para penonton dan mengakibatkan banyaknya korban jiwa.
“Kami sebenarnya kecewa dengan aparat Kepolisian yang menembakan gas air mata di dalam stadion apalagi mengarah ke tribun penonton. Padahal jelas dari Fifa sendiri melarang mengeluarkan gas air mata di dalam stadion,” tuturnya.
Dari kegiatan doa bersama ini, ia dan suporter lain berharap adanya evaluasi dari PT LIB sebagai operator Liga terkiat jam tayang, dan juga memakai regulasi standar yang jelas seperti standar keamanan.
“Saya mewakili Suporter yang ada di Cirebon, berharap PT LIB jangan mementingkan pemikiran sendiri, jika direkomendasikan pada pukul 15.30 harus dipatuhi. LIB jangan terlalu kuat dalam pemikiran sendiri,” tandasnya. (Arn)