“Karena pada kesempatan inilah komunikasi dua arah berjalan, antara dewan dan konstituen, berbincang tentang pertanggungjawaban kinerja sebagai wakil rakyat selama menjabat,” katanya.
Ariel menambahkan, masyarakat juga harus ikut mengawal kegiatan rutin ini, jangan sampai masa reses dijadikan waktu istirahat saja. Hal ini karena kegiatan ini memakan anggaran ynag cukup fantastis yang bersumber dari duit negara.
“Inipun menjadi momentum bagi para anggota dewan dalam mengembalikan citranya yang selama ini dianggap negatif, sehingga ada klarifikasi dan sekaligus terjadinya proses pendidikan politik kepada masyarakat,” ucapnya.
Selain itu, alokasi dana reses pun dikawal dan diketahui peruntukannya untuk apa saja. Sehingga tidak ada anggaran yang nilainya irasional dan peruntukannya tidak jelas.
“Jika rasional kita tidak perlu mempermasalahkannya, tapi jika anggaran itu dipakai tidak sesuai dengan seharusnya maka kita wajib mempertanyakan tanggung jawab mereka, jika perlu tuntut agar anggaran ke depan diminimalisir. Harus seimbang antara kinerja dewan dan produktifitas mereka terhadap tupoksinya,” katanya.