Sedimentasi, Sungai Di Kota Cimahi Alami Masalah Kronis

JABARNEWS | KOTA CIMAHI – Terus bertambahnya debit air yang mengalir di sungai di Kota Cimahi, membuat dayang tampung sungai tersebut menjadi berkurang. Ditambah, pendangkalan sungai atau sedimentasi di sejumlah aliran sungai setiap tahunnya semakin parah.

Dikutip dari laman galamedianews.com, berdasarkan data Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPKP) Kota Cimahi, empat aliran sungai yang melewati Cimahi, di antaranya Sungai Cilember, Sungai Cibeureum, Sungai Cimahi, dan Sungai Cisangkan.

Menurut Kepala DPKP Kota Cimahi M. Nur Kuswandana, keempat sungai utama di Cimahi itu, mengalami tiga masalah kronis, antara lain pendangkalan, penyempitan, dan pencemaran.

Pendangkalan disebabkan semakin tergerusnya daerah resapan yang berganti dengan permukiman. Padahal pohon-pohon di daerah resapan akan menampung air hujan hingga 70 persen, sedangkan 30 persennya baru dialirkan ke sungai.

Baca Juga:  MUI Cianjur Sosialisasikan Fatwa Haram Beli Produk Pendukung Israel hingga ke Tingkat Desa, Setiap Ustadz Diminta Lakukan Ini

’’Kalau sekarang justru terbalik, karena tidak ada pohon, resapan yang tersisa hanya menampung air 30 persen saja, mungkin juga kurang. Jadi mengalir ke sungai itu 70 persennya, sekaligus dengan sedimen. Dari sedimen itulah, pendangkalan terjadi sekaligus. Dampaknya yang pasti adalah banjir,’’ kata Nur, Minggu (5/8/2018).

Sedangkan masalah penyempitan badan sungai, terjadi lantaran semakin banyak bangunan yang berdiri tanpa mengindahkan aturan yang dibuat pemerintah daerah. Dua masalah itu diperparah dengan pencemaran oleh aktivitas industri, khususnya di Cimahi bagian selatan.

Baca Juga:  Kronologi Santri di Sumedang Nekat Bakar Pondok Pesantren Gegara Sakit Hati

’’Pendangkalan dan penyempitan, perlu dinormalisasi sebagai upaya mengentaskan banjir di Cimahi, terutama banjir Melong. Di kawasan itu juga buruknya ditambah oleh pencemaran, jadi air itu berwarna hitam pekat, dan pasti berbahaya,’’ kata Nur.

Kendati demikian, pihaknya tetap rutin melakukan pengerukan sedimen sungai yang bercampur dengan sampah, terutama pada musim kemarau ini lantaran debit air sedikit menurun.

Pengerukan sedimen di sejumlah aliran sungai di Cimahi rutin dilakukan oleh tim kecebong. Namun hal tersebut tak berdampak banyak pada kondisi pendangkalan.

’’Untuk pengerukan sedimen sendiri kami rutin lakukan, hanya saja tidak maksimal karena petugas kami, Tim Kecebong, terbatas anggotanya. Kami memaksimalkan 30 orang anggota untuk pengerukan sedimen di tiga kecamatan,’’ terang Nur.

Baca Juga:  Ingin Ikut Kontes Ikan Cupang? Begini Tipsnya

Masih kata Nur, tugas dari Tim Kecebong sendiri hanya sebatas pada pembersihan dan pengangkatan sampah tanpa mengeruk secara menyeluruh.

’’Mereka bertugas membersihkan sungai setiap hari. Tugasnya hanya menjaga sungai yang sering terjadi sedimentasi, mereka mengeruk dan mengangkut ke pinggir sungai agar tidak terjadi pendangkalan. Kita angkut sampah tersebut ke pinggir dan nanti pihak Dinas Lingkungan Hidup yang mengangkut untuk dibuang ke TPA,’’ jelasnya. (Abh)

Jabarnews | Berita Jawa Barat