Sudah Puluhan Tahun Bekerja, Buruh Ditinggal Kabur Pemilik PT Dada Indonesia

JABARNEWS | PURWAKARTA – Tak ada pemberitahuan sebelumnya, tiba-tiba, Direktur Utama PT Dada Indonesia, Han Soung Choul, dalam selembar kertas mengumumkan bahwa pabrik yang berlokasi di Sadang, Desa Ciwangi Kecamatan Bungursari itu berhenti beroperasional alias tutup, per hari ini, Selasa (31/10/2018)

Menurut salah satu buruh pabrik tersebut, Elvi Sukaesih, pengumuman diatas tiba-tiba ditempel di pintu gerbang pabrik.

“Tidak ada pemberitahuan sebelumnya, awalnya perusahaan memaksa memberikan libur cuti tahunan sejak hari Senin 29 Oktober 2018 lalu, hari ini giliran masuk tiba-tiba ada pengumuman seperti itu,” ujar Elvi, saat ditemui di tengah aksi demo, Rabu (31/10/2018)

Baca Juga:  Duraking Fun Run 2024 di Gedung Sate, Ajak Masyarakat Peduli Berolahraga

Sebelumnya, tidak hanya mengadukan soal pembayaran upah dan tunjangan yang pembayarannya sering tidak tepat waktu. Sejumlah perwakilan buruh dari PT Dada Indonesia juga keluhkan tentang status pekerjaannya kedepan sebagai karyawan, kepada Komisi IV DPRD Purwakarta.

Pasalnya, kondisi perusahaan tempat mereka bekerja, saat ini ditenggarai dalam keadaan menuju kebangkrutan.

“Beberapa peralatan pabrik dan mesin-mesin perusahaan sudah di jual, waktu pembayaran upah dan tunjangan sering telat. Sebagai karyawan kita juga jadi waswas bagaimana nasib kedepannya. Ini sudah di rencanakan pemilik perusahaan, karena menurut warga sekitar pas tadi malam ada 9 kontainer keluar dari pabrik,” papar Elvi yang sudah bekerja hampir 21 tahun.

Baca Juga:  Pencari Kerja Siap-siap! Ada Job Fair di Cianjur Juli Nanti, Tersedia 2.000 Loker

Menurutnya, ada sejumlah kewajiban yang belum dipenuhi perusahaan terhadap hak-hak karyawan, seperti selisih upah dan uang makan yang belum dibayar perusahaan.

“Ini bukan hanya soal kewajiban upah yang belum dibayarkan. Tapi lebih kepada itikad baik perusahaan untuk memenuhi kewajiban kepada pegawainya. Tentu saja juga untuk menambah semangat para karyawan dalam bekerja,” katanya.

Baca Juga:  Polisi Tangkap Gembong Geng Motor yang Teror Warga di Garut, Ternyata...

Ia juga menyesalkan tindakan para pengusaha garmen (yang didominasi oleh pengusaha asal Korea) paling banyak dan sering melakukan penangguhan upah pada buruh, setiap tahunnya.

“Jangan langsung kabur gini donk, berikan kejelasan buat kami yang sudah puluhan tahun bekerja di pabrik ini,” tutur Elvi dengan muka yang sedih. (Gin)

Jabar News | Berita Jawa Barat