Banyak Alamat Palsu dan Titipan, Gus Ahad Minta Kementerian Evaluasi Sistem PPDB

DPRD Jabar
Wakil Ketua Komisi V DPRD Jabar Abdul Hadi Wijaya. (Foto: Rian/JabarNews).

Hal tersebut, kata Gus Ahad, tak hanya terjadi pada PPDB SMA saja, tapi juga PPDB SMP yang sama-sama bermasalah. “Kami di Komisi V selalu menyampaikan bahwa kami tidak mengeluarkan katebelece. Dan seharusnya ini menjadi komitmen bersama,” ujarnya mengungkap.

Gus Ahad juga menegaskan adalah fakta bahwa ada gerakan-gerakan memanfaatkan PPDB, dan hal ini terkoordinir, terstruktur dan masif. Karenanya, di tahun depan kementerian harus melakukan perubahan.

Baca Juga:  Thoriqoh Nashrullah Fitriyah : Tak Ada SMA Negeri di Kecamatan Pameungpeuk Kabupaten Bandung

“Hasil kunjungan kami ke Bogor, ada dua rekomendasi dari Dinas Pendidikan dan Sekretaris Disdukcapil. Pertama, hilangkan daftar orang yang ada di KK yang bukan keluarga inti. Jadi persyaratkan di KK itu haruslah keluarga inti,” ucapnya.

Baca Juga:  Ihsanudin Sebut Anggaran Gaji TAP Bentukan Ridwan Kamil Terlalu Besar

Kedua, lanjut Gus Ahad, perpanjang masa pindah minimal, dari yang asalnya hanya setahun dibuat lebih panjang menjadi tiga sampai lima tahun. Sehingga, orang yang “bermain” di pemindahan KK ini bisa diantisipasi.

Baca Juga:  Sekretariat DPRD Jawa Barat Terima Konsultasi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Batang

“Sekolah pun diperkenankan melakukan verifikasi aktual. Sehingga ketika KK itu diedit menggunakan photoshop bisa terdeteksi. Faktanya, hari ini pun permainan KK untuk tahun depan sudah dimulai. Ini harus diantisipasi,” katanya.