Awal Pekan Rupiah Merosot Lagi, Ternyata Ini Penyebabnya

JABARNEWS | BANDUNG – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak melemah pada perdagangan awal pekan ini. Pelemahan masih terkait dengan dampak ekonomi dari wabah virus corona seiring pelemahan mata uang kawasan Asia.

Mengutip Bloomberg pada Senin pagi pukul 09.49 WIB, rupiah bergerak melemah 70 poin atau 0,43 persen menjadi Rp16.500 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.430 per dolar AS.

Baca Juga:  PPKM Batasi Operasional Tempat Usaha, Pedagang di Lembang Mengeluh

“Dalam hari Senin ini, kemungkinan rupiah masih akan melemah di level Rp16.400-Rp16.600 per dolar,” kata Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi di Jakarta, Senin (6/4/2020).

Sementara itu Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan sentimen positif kelihatannya membayangi pergerakan aset berisiko pagi ini dengan indeks saham seperti Nikkei dan Hang Seng bergerak positif, demikian juga indeks saham berjangka Amerika Serikat.

Baca Juga:  Sandiaga Uno Minta Pelaku Pariwisata Dorong dan Majukan Desa

“Pasar seakan mencari alasan untuk rebound di tengah kondisi ekonomi yang masih belum kondusif,” ujarnya.

Kali ini sentimen positif didorong karena data tingkat kematian akibat wabah menurun di beberapa negara pusat pandemi seperti AS, Italia, Spanyol, dan negara Eropa lainnya.

Data tersebut, lanjut Ariston, bisa diartikan bahwa masa puncak pandemi mungkin akan segera berlalu.

Baca Juga:  BIN Klaim Tidak Ada Data Presiden dan Lembaga Yang Bocor, Setelah Diretas Bjorka

“Hari ini rupiah mungkin bisa turut menguat mengikuti sentimen positif pasar. Potensi USDIDR di kisaran Rp16.300-Rp16.500 per dolar,” kata Ariston.

Seperti yang disampaikan oleh IMF, wabah COVID-19 sudah menyebabkan krisis ekonomi dan keuangan global.

Aksi lockdown karena wabah tersebut menyebabkan aktivitas ekonomi berkurang dan menyebabkan perlambatan pertumbuhan ekonomi di beberapa negara. (Red)