Sementara itu Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi menyebutkan, keputusan impor beras ini sebagai dampak dari tidak adanya pasokan di lapangan.
Arief juga menyebutkan saat ini stok beras yang dimiliki Bulog kian menipis. Jumlah tersebut akan terus berkurang menyusul program operasi pasar yang akan dilakukan bulan depan.
Jika stok beras makin menipis, kata Arief, kondisi ini bisa membahayakan karena negara tidak memiliki cadangan pangan yang cukup. Terlebih saat terjadi bencana.
“Saya meyakini kalau seperti ini kita harus top up stok Bulog. Kalau kita bicara ketersediaan, dari manapun top upa stok Bulog. Saya tidak harus impor atau lokal, tapi saya lebih senang kalau beras petani Indonesia yang dibeli,” tandasnya.(red)