Cegah Gelombang Covid-19 Ketiga, Kemenkes Kebut Vaksinasi di Empat Wilayah Aglomerasi Ini

JABARNEWS | BANDUNG – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mengebut vaksinasi Covid-19 di wilayah aglomerasi Jabodetabek, Bandung Raya, Yogyakarta Raya, Solo Raya. Hal tersebut dilakukan untuk mencegah potensi gelombang Covid-19 ketiga.

Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kemenkes RI Siti Nadia Tarmizi mengatakan, kawasan tersebut berpotensi terjadi peningkatan mobilisasi masyarakat, khususnya pelaku perjalanan saat perayaan Natal dan Tahun Baru.

Oleh karena itu, pihaknya menargetkan capaian vaksinasi Covid-19 dosis pertama dapat menjangkau 70 persen populasi sasaran di wilayah aglomerasi hingga akhir September 2021.

Baca Juga:  Kemenhan Buka Pendaftaran Komcad, Catat Tanggalnya

“Kita harapkan di September ini 70 persen dosis pertama bisa kita capai di daerah aglomerasi,” kata Nadia dikutip dari Antara, Rabu (22/9/2021).

Dia menjelaskan, strategi lainnya adalah menggenjot cakupan vaksinasi dosis pertama hingga 70 persen populasi di wilayah ibu kota provinsi di luar Pulau Jawa-Bali.

“70 persen dosis pertama pada ibu kota provinsi di luar Jawa-Bali ini harus tercapai pada bulan Oktober 2021. Sehingga kita benar-benar siap untuk mengantisipasi gelombang lanjutan dengan perlindungan vaksin,” jelasnya.

Baca Juga:  Jaga Ketahanan Pangan, Kini di Karawang Ada Kampung Tangguh Covid-19

Nadia menyebut, Kemenkes RI juga menerapkan penguatan protokol kesehatan dan monitoring mobilisasi masyarakat, khususnya menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru. “Kita juga menggunakan aplikasi PeduliLindungi untuk meningkatkan protokol kesehatan dan perubahan perilaku,” ucapnya.

Nadia mengungkapkan beberapa kebijakan Kemnkes RI juga menyasar upaya penguatan di sektor hilir, yakni seluruh fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) seperti rumah sakit maupun Puskesmas dengan mempersiapkan ruang isolasi hingga penambahan tenaga kesehatan.

Baca Juga:  Dukung Penanganan Covid-19, PMI Kota Sukabumi Salurkan APD

Menurut Nadia sejumlah fasilitas isolasi terpusat masih tetap bersiaga meskipun situasi pandemi dalam beberapa pekan terakhir sedang mengalami penurunan tren kasus. “Penguatan strategi di sektor hulu dan hilir ini penting dilakukan untuk antisipasi lonjakan kasus,” ungapnya.

Nadia menambahkan beberapa faktor internal penyebab kenaikan kasus dan penyebaran virus adalah meningkatnya mobilitas dalam negeri, dan aktivitas sosial masyarakat yang terjadi bersamaan.

“Sikap abai masyarakat terhadap protokol kesehatan memicu peningkatan kasus,” tandasnya. (Red)