DBD di Kota Bandung Masih Tinggi, Dinkes: Total 2.363 Kasus

JABARNEWS | BANDUNG – Dinas Kesehatan Kota Bandung mencatat hingga pertengahan 2020, kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) masih tergolong tinggi.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kota Bandung Rosye Arosdiani mengatakan data kumulatif sejak Januari 2020 hingga Juli 2020 sudah ada total 2.363 kasus.

“Dari 2.363 kasus, sebanyak 12 orang di antaranya meninggal dunia,” ujar Rosye Arosdiani di Balai Kota Bandung, Selasa (25/8/2020).

Baca Juga:  RUU Pesantren Disetujui Badan Legislasi DPR RI

Ia mengatakan, di Kota Bandung, DBD mayoritas menyerang usia anak-anak dan usia produktif. Pola penyebaran DBD dari sisi rentang usia ini disebut masih sama dengan tahun-tahun sebelumnya.

“Kasus terbanyak di usia 5-14 tahun, kedua adalah di usia 15-44 tahun, usia-usia produktif,” jelasnya.

Menurutnya, hal yang menyebabkan DBD menyerang dua kelompok usia tersebut adalah karena aktivitas sehari-hari yang sudah mulai banyak dilakukan dan karena sifat alamiah nyamuk penyebab DBD yang kerap menggigit tanpa disadari.

Baca Juga:  Resmi! Status Pandemi Covid-19 Indonesia Dicabut Presiden Jokowi Hari Ini

“Usia 5 tahun ke atas kan sudah aktif, usia15-44 di jam-jamnya nyamuk banyak menggigit juga aktif (berkegiatan). Tanpa disadari ketika berkegiatan, digigit nyamuk. Sifatnya memang mengigit pelan-pelan, tidak seperti nyamuk yang suka bikin bentol,” paparnya.

Baca Juga:  Inilah Manfaat Pengobatan Asma Menggunakan Nebulizer

Ia menyebutkan, nyamuk aedes aegypti penyebab DBD kerap menggigit di pukul 8 pagi hingga siang hari pukul 11-12 dan sore hari. Nyamuk biasa berkeliaran di kebun ataupun di dalam rumah.

“Mereka juga bisa ‘istirahat’ di gantungan-gantungan baju, itu bisa jadi tempat transit nyamuk. Kalau baju banyak digantung-gantung di rumah itu seperti menyediakan tempat untuk istirahat nyamuk,” ungkapnya. (Red)