Gegara Corona Tradisi Penabuhan Gamelan Sekaten Cirebon Ditiadakan

JABARNEWS | CIREBON – Tradisi penabuhan gamelan sekaten, Shalat Id dan juga grebeg syawal di Keraton Kasepuhan Cirebon, Jawa Barat tahun ini ditiadakan. Penghentian tradisi tahunan itu dilakukan untuk mencegah penyebaran virus corona atau Covid-19.

“Tradisi penabuhan gamelan sekaten di siti inggil setelah Shalat Idul Fitri ditiadakan karena imbas dari perpanjangan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB),” kata Sultan Sepuh XIV Pangeran Raja Adipati (PRA) Arief Natadiningrat di Cirebon, Selasa.

Baca Juga:  Dua Hari, Kasus Positif Covid-19 di Kabupaten Cirebon Bertambah 58 Kasus

Tidak hanya penabuhan gamelan sekaten yang ditiadakan, Sultan Arief menuturkan Shalat Idul Fitri di Masjid Agung Sang Cipta Rasa serta langgar agung juga tidak ada.

Baca Juga:  Perda Pesantren Disahkan, DPRD Jabar Tunggu Legalitas Hukum Dari Kemendagri

“Kami juga meniadakan buka pintu (open house) grebeg syawal dan ziarah ke Astana Gunung Jati diundur bulan Juni,” ujarnya.

Semua yang dilakukan tersebut kata Sultan Arief, merupakan upaya pencegahan penularan COVID-19 yang saat ini masih terus meningkat.

Baca Juga:  Butuh Perhatian! Seniman Wayang Golek di Cianjur Kini Terbaring Sakit

“Obyek wisata ziarah, religius, budaya Keraton Kasepuhan, Astana Gunung Jati, Taman Goa Sunyaragi, kami perpanjang penutupannya sampai 31 Mei 2020,” katanya.

Selain meniadakan tradisi, Keraton Kasepuhan Cirebon juga masih menutup beberapa obyek wisata yang masih bersangkutan hingga 31 Mei 2020. (Red)