Golput Picu Politik Uang

JABARNEWS | BEKASI – Konsultan Politik, Jiwang Jiputro menyatakan bahwa perilaku masyarakat untuk tidak memilih pemimpin alias golongan putih (Golput) memicu terjadinya politik uang.Hal ini diungkapkan dalam menyikapi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak 2018 di Kota Bekasi dimana adanya Pemilihan Wali Kota-Wakil Wali Kota dan Pemilihan Gubernur-Wakil Gubernur Jawa Barat 2018.

Baca Juga:  Doddy Sudrajat Mengklaim Dapat Izin Tabur Bunga di Tol Jombang, Begini Tanggapan Jasa Marga

Apalagi, partisipasi pemilih di Kota Bekasi pada Pemilu terakhir tidak mencapai 50 persen. Artinya, masih banyak warga yang memilih golput.Dengan begitu, menjadi pekerjaan rumah (PR) yang berat bagi Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Bekasi untuk terus mensosialisasikan pesta demokrasi lima tahunan ini.

Baca Juga:  Kantor Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Jabar Digeledah KPK

“Karena banyak yang memilih golput, para calon kandidat pun bisa memanfaatkan praktik politik uang demi mendulang lebih banyak suara,” kata Jiwang dikutip dari gobekasi pada Minggu (8/4/2018).

Jiwang menyebut bahwa aksi golput menyia-nyiakan hak pilih pribadi. Namun saat salah satu calon terpilih, mereka justru kecewa karena tidak sesuai dengan harapan.

Baca Juga:  PWI Kota Bandung Akan Ikut Tanam 2.000 Pohon Citarum Harum

“Pemimpinnya justru dipilih orang lain yang belum tentu memiliki pilihan yang sama. Kan rugi sendiri nantinya,” tandasnya.

Selain Golput, hal lain yang memicu suara menjadi sia-sia adalah kesalahan saat mencoblos surat suara ketika Pemilu berlangsung.(Yfi)

Jabarnews | Berita Jawa Barat