JABARNEWS | BANDUNG – Petang ini sebanyak 1.330 personil gabungan melakukan penertiban mobil toko di seputaran Jln.Diponegoro yang sebelumnya melakukan apel di Alun-alun kota Bandung.
“Saya sudah bicara dengan dinas perhubungan lakukan secara persuasif dulu, jangan gegabah,” jelas Pjs Wali Kota Bandung Muhamad Solihin.
Pemkot Bandung lanjutnya mengerti para pemilik mobil toko itu berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
“Tetapi mereka juga harus menghargai kami untuk tidak berjualan di badan jalan seperti itu hingga menimbulkan kemacetan dan mengganggu umum. Sama-sama saling menghargai saja,” imbuhnya.
Masih kata Solihin alangkah lebih baik, jika masyarakat tidak membeli disana.
“Harganya kan tidak jauh beda, ya gak usah beli di sana lah,” pintanya.
Di lokasi penertiban Kabid Ketentraman dan Ketertiban Umum ( Trantibum) Satpol PP Kota Bandung, Taspen Efendi, menyampaikan bahwa tim gabungan ini bergerak sesuai fungsinya.
“Kami satpol menindak barang jualannya, Dishub menindak fungsi mobilnya dengan menggembok, dan kepolisian melakukan penilangan karena parkir bukan pada tempatnya,” tegas Taspen, Selasa (5/6/2018) sore.
Lanjutnya di Jln. Dipenogoro itu merupakan zona merah sehingga dilarang ada kegiatan usaha apapun.
Namun untuk kali ini pihaknya bersifat sosialisasi dan menghalau penjual mobil toko untuk tidak lagi berjualan di sana.
Ditambahkan Kabid perencanaan dan pembinaan transportasi Dishub Kota Bandung, Asep Koswara bahwa pemilik mobil toko itu menggunakan mobil pribadi jelas itu dilarang. Terlebih kendaraan parkir di tempat salah.
“Dishub melihat kendaraan itu wajib uji tidak dan ternyata yang mereka gunakan kendaraan tidak wajib uji. Karena itu kendaraan penumpang bukan untuk barang, bukan peruntukannya. Kalau membandel maka kami akan menindak lebih tegas lagi,” ungkapnya.
Usai dari Jl Dipenogoro, tim gabungan itu bergerak ke titik lainnya. Tujuannya menertibkan mobil toko demi kelancaran lalu lintas di Kota Bandung. (Vie)
Jabarnews | Berita Jawa Barat
