Terapkan Lockdown, Wali Kota Di Meksiko Ditembak Mati Geng Kriminal

JABARNEWS | BANDUNG – Walikota di sebuah daerah di Meksiko ditembak mati oleh geng kriminal setelah menerapkan kebijakan lockdown guna mencegah penularan dan penyebaran virus corona (COVID-19).

Obed Duron Gomez, Wali Kota Mahahual, dibunuh ketika tengah berkunjung ke XCalak yang berlokasi di Selatan Negara Bagian Quintana Roo. Media lokal memberitakan jika, sang Walikota menumpang minibus putih bersama penumpang lainnya ketika ada kendaraan lain yang memepetnya.

Baca Juga:  Kata-kata atau Ucapan Romantis Yang Harus Dipersiapkan Sebelum Valentine

Dilansir dari Kompas yang mengutip Daily Mirror, Rabu (8/4/2020), jika Gomez ditembaki secara brutal. Ia sempat dilarikan ke rumah sakit untuk dirawat sebelum dinyatakan tewas.

Sang pelaku pun melarikan diri, dan polisi setempat menemukan 20 selonsong peluru di lokasi kejadian bersama dengan kendaraan yang mereka gunakan untuk meneyerang.

Media setempat melaporkan jika sebelum Gomez ditembak mati, ia sempat menerima ancaman dari geng kriminal yang biasa mengambil Narkoba dai Mahahual.

Baca Juga:  Pasal Tentang Pers Di RUU Cipta Kerja Dihapus

Hal itu dikarenakan Gomez memutuskan untuk menerapkan lockdown dengan menutup jala kota guna menekan penyebaran virus corona.

Kantor Jaksa Penuntut Umum Quintana Roo menyatakan, mereka segera menginvestigasi kejadian ini dengan motif penembakan yang masih belum diketahui.

Berbagai teori bermunculan, termasuk motif bahwa penembakan itu merupakan balas dendam setelah lima penjahat ditangkap pekan lalu.

Baca Juga:  Disdagin Harapkan Mal di Bandung Buka Lagi, Ini Alasannya

Warga di Xcalak disebutkan hidup dengan memantau paket berisi kokain yang dijatuhkan dari pesawat pengedar narkoba di Pantai Karibia. Pengedar asal Kolombia biasanya menggunakan pesawat untuk menjatuhkan barang haram tersebut di laut sebelum diambil menggunakan kapal. Namun Sering kali, kapal yang digunakan untuk mengambil tidak cukup cepat, sehingga kokain itu tersapu ke pantai, dan diambil warga lokal lalu dijual. (Red)