Terminal Cianjur Kian Sepi Saat Ada Larangan Mudik

JABARNEWS | CIANJUR – Setelah diberlakukan larangan mudik, aktivitas penumpang di Terminal Bus Pasirhayam Cianjur, Jawa Barat bertambah sepi. Setiap rute trayek bus antar kota antar provinsi (AKAP) dan antar kota dalam provinsi (AKDP) hanya tersisa maksimal dua armada saja.

Kepala Terminal Pasirhayam Cianjur, Bambang Dalimunte kepada wartawan di Cianjur, Minggu, mengatakan menurunnya angka penumpang sudah terlihat sejak merebaknya COVID-19 di sejumlah wilayah termasuk di Cianjur. Pemilik angkutan khusus ke wilayah selatan Cianjur, sudah mengalami penurunan hingga 60 persen dan diperparah sejak dua hari terakhir.

“Terminal sepi dari penumpang sejak diberlakukannya larangan mudik dan dihentikannya perjalanan bus antarkota dalam provinsi sejak dua hari terakhir, sehingga pemudik yang hendak mudik ke sejumlah wilayah di Cianjur, memilih mobil sewaan yang aman dari pemeriksaan,” ungkapnya

Baca Juga:  Polisi Bongkar Praktik Prostitusi Online

Pihaknya tidak dapat memprediksi sampai kapan hal tersebut akan kembali normal terlebih penanganan COVID-19 masih berjalan dengan batas waktu yang belum bisa dipastikan kapan akan tuntas.

“Harapan semua orang corona cepat berlalu kehidupan kembali berjalan normal termasuk transportasi kembali berjalan seperti biasa,” katanya.

Sementara beberapa orang sopir angkutan umum beralih menjadi sopir mobil sewaan yang lebih banyak dibutuhkan pemudik dari berbagai wilayah di Jabodetabek untuk menjemput dan mengantar mereka sampai ke depan rumah di kampung halaman karena angkutan umum sudah dilarang beroperasi dan menghindari pemeriksaan di perbatasan.

Baca Juga:  Di Jawa Barat, Ada 37.119 UMKM Terdampak Pandemi Covid-19

“Sudah hampir satu bulan saya bolak-balik membawa pemudik dari sejumlah wilayah di Jabodetabek karena uangnya cukup menjanjikan. Sebagian besar orang yang cukup saya kenal, meskipun ada juga yang tidak karena mendapat informasi dari kerabatnya bisa antar jemput sampai alamat di Cianjur,” kata Dedi, sopir mobil sewaan warga Desa Limbangan, Cianjur.

Ia menjelaskan mendapatkan ide untuk menjemput perantau asal Cianjur itu, berawal dari beberapa orang penumpang langganannya yang minta dijemput. Terlebih persaingan bisnis angkutan saat ini kian ketat, membuat dirinya dan melibatkan beberapa sopir lainnya menerima tawaran tersebut.

Baca Juga:  Walah! Situs Resmi Kostrad Dibobol Hacker, Ada Tulisan Hacked by Indian Cyber Mafia

“Kami juga menerapkan prosedur keamanan yang dianjurkan selama COVID-19 terhadap penumpang, harus menggunakan masker, mengunakan cairan pembersih tangan dan memenuhi pemeriksaan di perbatasan karena imbauan dari kami jarang didengar,” katanya.

Meskipun saat ini banyak warga yang menolak untuk membawa penumpang dari zona merah, tidak untuk supir dadakan tersebut dengan catatan calon penumpang memiliki surat keterangan dari puskesmas setempat sebelum melakukan perjalanan.

“Kalau minggu ini mungkin tidak dulu karena pemeriksaan semakin ketat,” tandasnya. (Red)