Inilah 5 Peringkat Teratas Tingkat Pengangguran Terbuka di Jawa Barat

JABARNEWS | BANDUNG – Berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS) tingkat pengangguran terbuka di Jawa Barat mencapai 8,17%.

Menurut data BPS pertahun 2018, 5 peringkat teratas tingkat pengangguran terbuka di Jawa Barat, yaitu diperingkat pertama Kabupaten Cianjur dengan tingkat pengangguran terbuka mencapai 10,16%.

Peringkat kedua ada Kabupaten Cirebon dengan tingkat pengangguran terbuka mencapai 10,56%, lalu peringkat ketiga Kabupaten Purwakarta dengan tingkat pengangguran terbuka mencapai 9,89%.

Sedangkan yang berada di peringkat keempat yaitu Kabupaten Bogor dengan tingkat pengangguran terbuka mencapai 9,75%. Dan diperingkat kelima Kabupaten Bekasi dengan tingkat pengangguran terbuka mencapai 9,69%.

Menanggapi tersebut, Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) Jawa Barat, Mochamad Ade Afriandi, mengatakan data tersebut dirilis BPS untuk bulan Februari 2019 pada saat Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPMJ) 2018-2023 ditetapkan.

Baca Juga:  Ramalan Zodiak Hari Ini, Nikmati Harimu Aries

“Kemudian, BPS pada bulan Angustus 2019 menyampaikan penurunan pengangguran di Jawa Barat menjadi 7,73%,” kata Ade di Gedung Sate, Kota Bandung, Selasa (5/11/2019).

Lebih lanjut dia menjelaskan, posisi Jawa Barat untuk 2019 sudah dirilis diangka 7,9% tingkat penganggurannya. Pada bulan februari 2019 itu sudah menurun diangka 7,73%.

Saat ini, Ade menyebut, posisi Jawa Barat naik ke 7,9% tingkat penganggurannya. Akan tetapi, jumlah angkatan kerja bertambah 23,8 juta.

“Jika di banding dengan Banten, Jabar ini masih lebih tinggi, sehingga posisinya ke satu. Jadi rame, kan, pengangguran Jawa barat tertinggi di Indonesia, tapi tidak pernah kita membuka BPS juga, bahwa penduduk jabar itu terbanyak se-Indonesia, ya otomatis gitu, kan,” jelas Ade.

Baca Juga:  Diskominfo Jabar: Command Center Bisa Deteksi Kendaraan Nunggak Pajak

Menurut Ade, salah satu faktor pengangguran berasal dari para migrasi yang masuk ke Jawa Barat, dari data yang didapat Disnaker selama 6 bulan ada 250.000 ribu.

Selain itu, faktor lain seperti yang baru lulus sekolah, dan kuliah juga turut mempengaruhi tingkat pengangguran terbuka di Jawa Barat.

“Kemudian turun naiknya pengangguran jelaskan bukan hanya lapangan kerja, mereka yang lulus sekolah, mereka lulus kuliah nggak dapat pekerjaan otomatis masuk kepada angkatan kerja yang tidak mendapat pekerjaan,” jelasnya.

Kendati demikian, pihaknya telah membuat program untuk menekan angka pengangguran terbuka dengan menggulirkan menggulirkan Smart Naker Trans, Jabar Migran Service Center, dan yang berkaitan dengan millenial.

“Nah, untuk Smart Naker Trans ini kami lebih ke arah internal, perbaiki data perbaiki kerja, perbaiki mainset dan sebagainya, kemudian hubungan kerja kolaborasi kami bentuk paspor, kami bentuk gelar upah, gelar kasus segala macam, karena ketenaga kerjaan itu tidak hanya bicara para pengangguran,” sebutnya.

Baca Juga:  Tips Nyaman Berbusana Meski Sedang Hamil

Ade berharap, dengan adanya program tersebut, dapat menghadirkan calon tenaga kerja berdaya saing yang kompetitif. Dia menambahkan, pihaknya juga harus menjamin kondusifitas dan harmonisasi antara dunia pekerja dengan dunia industeri, karena  tugas Disnaker, bukan hanya soal pengangguran.

“Ini yang besarnya ini tidak pernah diumumkan. Melalui Smart Naker Trans kita melakukan perbaikan, pola requitment untuk pola latihan itu open sekarang, kemudian pembayaran dan sebagainya transaksi non tunai termasuk yang magang kita transfer, yang pelatihan kita transfer, sampai ke calon pelatihan anggota migran,” tandasnya. (Rnu)