Jemaah Calon Haji Waria Bikin Heboh Bandara King Abdul Aziz

JABARNEWS | JAKARTA –  Kehadiran salah satu jemaah calon haji nyentrik asal embarkasi Makassar (UPG), pekan lalu, sempat membuat petugas haji yang tengah melayani kedatangan jemaah calon haji di Plaza Gate D Bandara King Abdul Aziz, Jeddah tertipu.

Tampil dengan rambut kuning menyala, disemir, bedak menghias wajah, bibir bergincu merah, dan tubuhnya berbalut tunik batik, membuat petugas terkelabui. Dikira wanita, teryata dia calon haji laki-laki.

Menyikapi kejadian itu, Konsultan Pembimbing Ibadah Haji, Ahmad Kartono, mengatakan, dalam Islam dikenal dua jenis waria. Dalam berhaji pun diberikan dua hukum atas waria.

Baca Juga:  Lantik 1.190 Wisudawan, Rektor Unisba: Jadilah Mutiara Dalam Kehidupan Umat

Dikatakannya, untuk waria yang betul-betul waria, hukumnya seperti hajinya kaum wanita. Sedangkan untuk waria yang sewaktu-waktu berubah seperti wanita atau laki-laki, hukumnya disesuaikan dengan kondisi yang bersangkutan pada saat itu,termasuk saat berhaji.

“Ini yang disebut Huntsa Musykil,,” kata Kartono, dilansir www.kemenag.go.id, Rabu (15/8/2018).

Diketahui, pria yang mengaku bernama Haji Ari bin Hadi Dia terdaftar sebagai jemaah calon haji Kolaka, Sulawesi Tenggara. Dia mengenakan batik haji dengan potongan blus layaknya wanita, rambutnya agak panjang berwarna orange menyala tanpa penutup kepala.

Baca Juga:  Begini Cara Memilih Sepatu Untuk Ibu Hamil

Saat dia hendak berganti ihram salah satu petugas bergegas menegur agar ganti ihramnya di toilet wanita. Namun, begitu Ari membalik muka ke hadapannya, petugas ini tersentak. Setelah diamati, yang ada di hadapannya, seorang laki-laki.

Selepas itu, jemaah haji ini berganti pakaian ihram dua lembar kain tak berjahit di lokasi tersebut. Bedanya dengan jemaah laki-laki lain, calon haji ini melingkarkan dengan lekat sebagian kain ihram bagian atas ke dadanya. Ari menegaskan, dia masuk ke dalam golongan haji waria.

Baca Juga:  Ketentuan Kenaikan UMP Tahun 2023 dan Jadwal Pengumumannya

“Saya pergi naik haji dengan hasil membuka usaha salon rambut dan kecantikan serta rias pengantin di Soppeng, Sulawesi Selatan. Saya sudah empat kali ke sini,” tandasnya.

Di Sulawesi Selatan, ada adat istiadat lama soal keberadaan para bissu. Transgender kultural ini ditugasi dalam upacara-upacara adat. Namun Haji Ari mengatakan, ia bukan bagian dari kelompok itu. (Des)

Jabarnews | Berita Jawa Barat