“Semua yang terjadi berawal dari sini. Ketika sebuah komentar warga disematkan yang karena dinilai tidak sopan atau tidak pantas, tidak etis, tidak berakhlak,” tulis dia.
“Timbullah pembullyan, viral, klarifikasi, spekulasi dan lain-lain. Semua itu agar si komentar kena efek jera, agar lebih berakhlak, agar lebih bijak, agar lebih berhati-hati dalam bermedia sosial,” sambung dia.
Dalam pernyataannya, guru honorer asal Cirebon ini pun menuliskan bahwa unggahan tersebut hanya sebuah renungan baginya.
“Hastag Sabil tea, post ini hanya sebuah renungan,” tulis dia. ***