Selidiki Tewasnya Siswa SD, Pemkab Garut Terjunkan Inspektorat

JABARNEWS | GARUT – Tragedi duel maut siswa SD yang berujung meninggalnya seorang siswa kelas 6 di kawasan Cikajang, Kabupaten Garut, Sabtu ( 21/7/2018 ) lalu, mendapat sorotan khusus Lembaga Advokasi dan Pembinaan Pendidikan Nasional (Labdiknas).

Sekjen Labdiknas, Mamol Arif (Cak Moel), mengatakan, Pemkab Garut harus segera mengevaluasi penggunaan senjata tajam (sajam) oleh pelajar saat mengikuti kegiatan belajar mengajar (KBM).

“Sangat terkejut anak seusia itu melakukan perkelahian yang berujung meninggalnya Fadilah. Sangat prihatin, emosi anak bisa sebesar itu, padahal masih sepupuan,” ujar Cak Moel, Kamis (26/7/2018).

Menurutnya, salah satu program utama pendidikan dasar di Garut adalah mengamalkan sistem pendidikan berbasis pendidikan agama. Terjadinya kasus perkelahian siswa SD hingga berujung maut tersebut harus menjadi pelajaran semua pihak.

Baca Juga:  Hari Jadi Kota Bandung ke-211, Oded Jelaskan Kenapa Pilih Tema Ini

“Ini harus menjadi pelajar semua pihak. Padahal tahun ini Garut meraih penghargaan sebagai daerah layak bagi anak,” katanya.

Sementara Bupati Garut, Rudy Gunawan, menyatakan, prosedur penggunaan sajam sudah sesuai prosedur yang berlaku.

“Kalau prakarya justru perlu gunting, alat untuk prakarya kan pakai gunting. Itu soal anaknya. Kita akan evaluasi semuanya,” tukasnya.

Agar kasus serupa tak terjadi, Bupati meminta agar pendidikan agama melalui Madrasah Diniyah atau Ibtidaiyah di Kabupaten Garut diperketat.

“Di madrasah, ilmu agama diajarkan lebih banyak. Dan pendidikan agama bisa diimplementasikan dalam kehidupan mereka sehari-hari. Hal ini agar tidak terjadi lagi kasus perkelahian antaranak seperti yang terjadi di SDN Cikandang 1 Cikajang yang menewaskan satu anak,” katanya di Garut

Baca Juga:  Membuat Rumah Mewah Dengan Anggaran Pas-pasan, Ini Caranya

Ia mengaku sedih lantaran masih ada siswa yang bersekolah di madrasah sekadar mendapat ijazah untuk syarat masuk sekolah menengah pertama (SMP).

Ia juga menilai pelayanan rumah sakit Umum Garut perlu ditingkatkan. Bukan hanya kasus ini saja, semisal warga Cibatu yang meninggal akibat buruknya layanan ambulan.

Dikabarkan sebelumnya, Fadilah yang mengalami luka serius akibat tikaman gunting sempat mendapatkan perawatan rumah sakit Sabtu malam. Dan atas permintaan keluarganya Ahad pagi fadilah dibawa pulang. Sayangnya pihak rumah sakit membolehkan korban dibawa pulang yang masih dalam perawatan.

“Kita akan lakukan penyelidikan (ke RSUD dr. Slamet), saya akan turunkan inspektorat,” kata Rudi.

Di tempat terpisah, Kepala UPT Pendidikan Kecamatan Cikajang, Otang, mengungkapkan, HK, pelaku penusukan terhadap Fadillah, untuk sementara tidak diperbolehkan sekolah dulu. Pihaknya akan membawa HK ke psikater agar kejiwaannya pulih usai peristiwa itu.

Baca Juga:  Disparitas Pendidikan Di Daerah Masih Tinggi

“HK masih anak-anak dan dia diduga mengalami trauma berat akibat peristiwa itu. Oleh karena itu kami akan membawanya ke psikater dalam rangka pemulihan dan menunggu penyelidikan pihak berwajib,” ujar Otang.

Otang berjanji akan segera mengumpulkan para kepala sekolah di lingkungan UPT Cikajang untuk diberi pembinaan agar meningkatkan kewaspadaan dan pengawasan terhadap siswa. “Para siswa harus dilarang keras membawa senjata tajam,” ujarnya.

Pembinaan juga, lanjut Otang, akan dilakukan terhadap para pengawas agar lebih meningkatkan pengawasannya terhadap sekolah-sekolah.

Sementara, pihak sekolah hingga saat ini belum bisa meberikan keterangan apapun. (Tgr)

Jabarnews | Berita Jawa Barat