Helmi Budiman Minta Pondok Pesantren di Garut Harus Diperketat

JABARNEWS | GARUT – Wakil Bupati Garut Helmi Budiman meminta pengurus pondok pesantren di Kabupaten Garut, Jawa Barat, untuk memperketat akses keluar masuk orang agar terhindar dari wabah Covid-19 di lingkungan pesantren.

“Jika ada orang luar termasuk orang tua santri yang ingin menengok, ya, jangan diberi izin, kecuali sudah diperiksa terlebih dahulu, sudah jelas negatif,” kata Helmi Budiman kepada wartawan di Garut, Jumat.

Baca Juga:  Selamat Tinggal CPNS Formasi Guru, Ini Rencana Pemerintah

Ia menuturkan jumlah terkonfirmasi positif Covid-19 di Garut sudah menembus angka seribu kasus sehingga menjadi perhatian serius pemerintah untuk terus mencegah dan memutus rantai penularannya.

Khususnya pencegahan di lingkungan pondok pesantren, kata Helmi, harus lebih diperketat penerapan protokol kesehatannya, bila perlu ditutup bagi umum agar para santri maupun pengurusnya terhindar dari penularan Covid-19.

Ia menjelaskan penerapan protokol kesehatan di pesantren merupakan upaya mencegah penularan Covid-19 dengan selalu memakai masker, rajin cuci tangan pakai sabun, menjaga jarak, tidak berkerumun, makan yang bergizi, rajin olahraga, dan bahagia agar imun naik.

Baca Juga:  Dedi Mulyadi dan Iwan Bule Berebut Panggung di Gerindra Demi Maju di Pilgub Jabar 2024

“Bagi pondok pesantren diharuskan dapat menerapkan protokol kesehatan, karena sesuai dengan tuntunan Nabi, ketika kita bertemu dengan wabah itu harus menghindar,” katanya.

Helmi menambahkan saat ini ada beberapa pondok pesantren di Garut yang ditemukan kasus terkonfirmasi positif COVID-19, terakhir dilaporkan pesantren di Kecamatan Samarang.

Baca Juga:  Puting Beliung Hantam Puluhan Rumah di Ciutara Sukabumi

Pesantren tersebut, sesuai aturan harus diberlakukan pembatasan sosial berskala mikro (PSBM) kemudian dilakukan sterilisasi dan memeriksa kondisi kesehatan seluruh santri maupun pengurus pondok pesantren.

Gugus Tugas Percepatan dan Penanganan Covid-19 Garut mencatat kasus positif Covid-19 secara akumulasi sebanyak 1.162 kasus, sebanyak 513 kasus isolasi di rumah sakit, 628 kasus dinyatakan sembuh dan 21 kasus meninggal dunia. (Red)