Cegah Abrasi Pantai, PLN Salurkan Bantuan 31.000 Pohon untuk Kabupaten Batang Jateng

PLN Salurkan Bantuan 31.000 Pohon untuk Kabupaten Batang Jateng. (Foto: Istimewa).

Pemberian bantuan bibit pohon seperti ini menjadi program yang secara konsisten dijalankan PLN sebagai bagian dari transformasi perusahaan. Selain itu, kegiatan konservasi lingkungan juga termasuk ke dalam agenda pembangunan yang telah disepakati dalam Sidang Umum PBB yaitu Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) no. 14 dan 15 yakni Menjaga Ekosistem Lautan dan Ekosistem Daratan.

Pj. Bupati Batang Lani Dwi Rejeki menyampaikan apresiasinya kepada PLN atas bantuan tanaman yang diberikan untuk mengkonservasi pantai serta wilayah tangkapan air di Kabupaten Batang. Dirinya juga mengharapkan melalui upaya peningkatan kualitas lingkungan ini dapat mengurangi pencemaran secara signifikan serta mengamankan cadangan air tanah di tengah munculnya industri-insdustri baru di Kabupaten Batang.

Baca Juga:  Ini, Kriteria Calon Penghuni Rumah Susun Cisaranten Bina Harapan!

“Maksud dan tujuan dari penanaman ini adalah untuk menjaga lingkungan hidup yang ada di Kabupaten Batang ini, khususnya agar menjaga supaya abrasi tidak semakin meninggi dengan penanaman pohon yang dapat mencegah abrasi dan banjir rob sekaligus untuk mengendalikan karbondioksida,” jelas Lani.

Baca Juga:  Sampah Tahunan di Jateng Capai 5,5 Juta Ton, PLN UIP JBT Lakukan Ini

Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Batang, Akhmad Handy Hakim menjelaskan pemilihan pohon mangrove dilakukan karena mangrove mampu menyerap karbon dalam jumlah yang besar dan menyimpan dalam biomassa dan sedimen. Nantinya mangrove dalam periode waktu yang ditentukan setelah masa penanaman, dapat diukur dampaknya terhadap penurunan emisi.

Baca Juga:  Lapas Kelas II B Cianjur Kedatangan Motivator Semangati Warga Binaan

“Seiring dengan meningkatnya laju industrialisasi dan pertambahan penduduk di Kabupaten Batang sehingga pemanfaatan air tanah pun semakin meningkat. Seperti yang kita ketahui bahwa Kabupaten Batang berpotensi mengalami penurunan air tanah secara signifikan pada tahun 2030. Sehingga upaya konservasi alam menjadi hal yang tidak bisa ditunda lagi demi kelangsungan anak cucu kita di masa depan,” tambahnya.