“Di dukuh Sibimo ini ada mitos, yang yang bermukim di sini maksimal tujuh rumah. Kalau lebih, biasanya akan terjadi permasalahan,” kata Mukmin saat mendampingi mengunjungi Dusun Sibimo, Minggu (8/5/2022).
Mukmin menyebut, mitos tujuh rumah itu masih diyakini warga setempat. Saat ini, meski ada tujuh rumah, namun yang dihuni hanya 6 rumah. Satu rumah lainnya dalam kondisi kosong karena ditinggal pindah penghuninya.
Dia mengungkap, pernah ada warga yang dengan sengaja membangun rumah. Padahal sudah ada 7 unit yang berdiri di kampung tersebut. Nahas, penghuni rumah tersebut menemui malapetaka.
“Pernah sampai 12 rumah. Tapi penghuninya meninggal bunuh diri, ada yang gantung diri dan ada yang minum racun dan meninggal di hutan, akhirnya rumah (kayu) dipindah dari dukuh ini,” ungkap Mukmin.
Salah seorang sesepuh warga Kampung Sibimo, Tarji mengaku lahir pada 1927 lalu. Dia menyebut dusun tersebut aman dan tenteram sejak dulu. Bahkan belum pernah dimasuki warga asing sejak masa penjajahan.
“Kampung Bimo (Sebutan dukuh Sibimo), boleh ditempati, tapi tidak boleh kebanyakan rumah. Harus (tak lebih) tujuh rumah. kalau tujuh (rumah) pas. Lebih dari tujuh, kacau. Pasti ada saja kejadiannya,” ujar Mbah Tarji dalam bahasa Jawa.