Dinilai Sukses, Kartu Prakerja Berlanjut di 2021

JABARNEWS | JAKARTA – Program Kartu Prakerja menjadi salah satu upaya pemulihan ekonomi terhadap masyarakat yang terimbas pandemi Covid-19. Untuk 2021 ini, pemerintah menetapkan anggaran program Kartu Prakerja sama dengan tahun lalu yakni Rp20 triliun.

Masih ada optimisme bahwa perekonomian Indonesia bisa lebih baik karena yakin fundamental ekonomi Indonesia cukup kuat. Ditambah pula dengan kebijakan strategis untuk merangsang pertumbuhan ekonomi khususnya menjaga daya beli masyarakat.

Baca Juga:  Polisi Tangkap Lima Remaja Pelaku Penyerangan Pelajar di Sukabumi, Aksinya Bikin Merinding

Deputi IV Kementerian Koordinator Perekonomian Rudy Salahudin mengatakan Program Kartu Prakerja mengemban dua misi. Untuk meningkatkan kompetensi tenaga kerja, lalu membantu daya beli masyarakat yang terdampak pandemi Covid-19.

“Program Kartu Prakerja ini sendiri masuk dalam program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) pada kelompok perlindungan sosial,” kata Rudy dalam Dialog Publik bertema Perkembangan Program Kartu Prakerja yang diselenggarakan KPCPEN, Rabu (10/3/2021).

Baca Juga:  Pemkab Karawang Resmi Kukuhkan 3 Situs Sejarah Jadi Cagar Budaya, Apa Saja?

Dia menjelaskan bahwa dalam menyampaikan hasil pelaksanaan program Kartu Prakerja di 2020 yang memuaskan. Menurut Rudy pada 2020, ada 12 gelombang Kartu Prakerja yang dikeluarkan dan sangat inklusif dalam menyentuh 514 Kabupaten/Kota di Indonesia.

“Dengan jumlah penerima SK Kartu Prakerja mencapai 5,9 juta, menjangkau masyarakat difabel, kabupaten tertinggal, lulusan SD SMP, masyarakat lansia, mantan TKI, serta masyarakat yang tidak memiliki rekening bank. Ini salah satu keberhasilan program Kartu Prakerja 2020,” jelasnya.

Baca Juga:  Hindari Kemacetan Arus Balik, Pemudik Pilih Masuk Jalan Tol Indrapura Batu Bara

Sementara itu, Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja Denni Puspa Purbasari menuturkan bahwa berdasarkan hasil survei BPS, pada 2020, sebanyak 88,9 persen penerima kartu Prakerja mengatakan keterampilan kerja mereka meningkat. Dan 81 persen penerima bantuan memanfaatkan intensif sebesar Rp600 ribu tersebut untuk kebutuhan sehari-hari. (RNU)