Empat Jembatan Gantung di Cianjur Putus, Herman Suherman: Sudah Kami Ajukan ke BNPB

Karena itu, katanya, warga berharap jembatan penghubung utama antar desa yang membentang di sungai Cimaragang itu, segera dibangun karena untuk beraktifitas warga terpaksa menyeberang sungai mengunakan ban dalam bekas dengan resiko yang dapat mengancam keselamatan.

“Harapan kami, dapat segera mendapat jawaban dan jembatan kembali dibangun karena saat ini, siswa sekolah juga terpaksa menyeberang mengunakan ban dalam bekas, untuk pergi dan pulang sekolah. Karena anggaran dari APBD belum tersedia,” kata Herman Suherman. Kepala Desa Gelarpawitan, Heri Kuswanto, mengatakan untuk beraktifitas dari Gelar Pawitan ke desa lain seperti Neglasari, warganya terpaksa mengunakan ban dalam bekas, untuk sampai ke seberang, termasuk anak usia sekolah SD, SMP dan SMA, juga melakukan hal yang sama untuk pergi dan pulang sekolah.

Baca Juga:  781 Calon Jemaah Haji Asal Kabupaten Purwakarta Siap Berangkat ke Tanah Suci

“Mereka terpaksa melewati sungai menggunakan ban untuk beraktivitas seperti bertani, sekolah dan kegiatan ekonomi lainnya. Sekitar 11 ribu kepala keluarga dari dua desa, Gelar Pawitan dan Neglasari yang selama ini mengunakan jembatan sebagai akses utama,” katanya.

Baca Juga:  Seorang Ayah Muslim Maafkan Pembunuh Putranya

Kepala Desa Neglasari, Suparman, mengatakan saat ini, warganya mulai kesulitan mendapatkan pasokan sembako karena di sejumlah warung yang ada stok mulai menipis dan kosong karena pemilik warung kesulitan melintas saat membawa barang belanjaan.

Baca Juga:  Herman Suherman Ajukan Kenaikan UMK Cianjur 2024 Sebesar 14 Persen

Sehingga pihaknya berharap pemerintah daerah hingga pusat dapat segera membangun kembali jembatan yang putus karena tidak ada alternatif jalan yang dapat dilalui warga kecuali melintasi sungai dengan mengunakan ban dalam bekas. ***