Kisah Pengabdian Hadjarudin, 50 Tahun Jadi Guru Honorer di Pelosok Bandung Barat

Hadjarudin Supiana bersama siswanya. (foto: detik.com)

Nasibnya sebagai guru honorer di pelosok, jauh dari hingar bingar kota besar dan perhatian pemerintah tak jadi soal buat Hadjar. Kondisi itu seakan jadi indikator betapa ‘sengsaranya’ hidup hajar sebagai pendidik.

Setengah abad mengabdikan diri menjadi guru, Hadjar bercerita pernah dibayar hanya Rp 10 ribu per bulan saat pertama kali menjadi guru honorer. Tepatnya pada tahun 1970 silam.

Baca Juga:  Gunung Tangkuban Perahu Naik Berstatus Waspada, Radius Aman 1.5 Km

“Dulu pernah dibayar Rp 10 ribu, itu juga uang Pak Kepala Desa yang memang kenal sama ayah saya. Jadi uangnya dari uang pribadi,” kata Hadjar.

Tahun demi tahun dilewati Hadjar, di tempat yang sama, keadaan yang sama, hanya murid saja yang berbeda. Gajinya mulai bertambah sedikit demi sedikit, hingga kini menyentuh angka Rp 350 ribu perbulan.

Baca Juga:  Penyebaran PMK di Bandung Barat Meluas, Tercatat Hampir 4 Ribu Hewan Ternak Terkonfimasi

“Jadi naik ke Rp 50 ribu, Rp 200 ribu, Rp 300 ribu, sempat Rp 400 ribu. Tapi karena di sekolah ada guru baru, jadi gajinya dipotong Rp 50 ribu, sekarang hanya terima Rp 350 ribu,” tutur Hadjar.

Baca Juga:  Warganet Riuh Sebut Ridwan Kamil dengan Baginda Raja hingga Yang Maha Mulia Buntut Kata Maneh Berujung Dipecat

Tentu angka itu terlalu kecil dibandingkan dengan pengorbanan dan jasanya yang luar biasa besar. Demi menutupi kekurangan untuk sehari-hari, Hadjar juga menyibukkan diri menjadi petani.