“Per kemasan 100 gram, untuk yang natural dibandrol dengan harga Rp. 35 ribu, Wine seharga Rp.40 ribu, Honey Rp.30 ribu, dan Pulwos Rp. 25 ribu. Hasil omsetnya dari ke empat varian per satu tahun masih sedikit belum banyak, paling mencapai Rp. 40 hingga Rp. 50 juta rupiah,” ungkap pria yang akrab disapa Abah Darwita itu.
Abah Darwita pun menjelaskan asal mula berkiprah ke dunia kopi, berawal dari berita bahwa indonesia ini menduduki rangking ke-4 besar dunia penghasil kopi.
Tapi, dirinya merasa miris saat mendengar berita sebab pada kenyataanya bahwa orang Indonesia ini bukan peminum kopi asli. “Kebanyakan minum kopi yang sudah ada campurannya,” ungkapnya.
Dirinya pun berharap, dari berkebun kopi ini masyarakat Indonesia bisa memulai untuk meminum kopi asli, dari kelas lower society (masyarakat bawah) hingga high society (masyarakat kalangan atas).
“Memang kopi asli itu sekarang mahal dari satu cangkir nya saja itu harganya 15 ribu,” ungkap Abah Darwita.