Menurut Ihsanudin, PWNU Jabar hanya menerima sekitar 2,4 miliar per tahun dari dana hibah. Terkait, dana Rp1 triliun, dia menduga bahwa Ridwan Kamil hanya menyampaikan citra yang baik bagi dirinya karena sedang memimpin.
“Cuman, harus tabayyun karena pak RK yang bilang begitu, bertanggung jawab menyampaikan klarifikasi,” ucapnya.
Di sisi lain, Ihsanudin menyampaikan, pernyataan Ridwan Kamil itu bisa menjadi temuan bagi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), jika bantuan yang dimaksud tersebut masuk ke kantong oknum NU.
“Saya nggak tahu ya, kalau misalkan diberikan cuma-cuma misalnya ke person orang NU, ya itu pasti temuan, gratifikasi. Kalau itu dilaksanakan secara benar sesuai prosedur, administrasinya baik, ya tidak akan jadi temuan,” ujarnya.
Meski begitu, Ihsanudin menuturkan bahwa Gubernur punya visi, salah satunya adalah memperbaiki sarana pendidikan. Visi ini, lanjut Ihsanudin, dibarengi dengan anggaran hibah untuk memperbaiki sekolah, institusi pesantren.
“Emang itu program pemerintah dalam memperbaiki sarana dan prasarana pendidikan. Cuman yang saya sayangkan pak Gubernur memberikan stetmen di depan umum tapi tidak dibarengi dengan data yang akurat,” tandasnya. (Red)