Miris, Begini Nasib Pedagang Teh Bah Butong Ditengah Pandemi

JABARNEWS | SIMALUNGUN – Pandemi Covid-19 sangat berpengaruh terhadap pelaku UMK, salahsatunya dialami pedagang teh Juma berasal dari perkebunan teh PTPN 4, Bah Butong. di Kecamatan Sidamanik,kabupaten Simalungun.

Salah satu pedagang, Suratmin (68) menjelaskan, dirinya sudah 3 tahun jualan bubuk teh di lokasi wisata wisata perkebunan teh Bah Butong. Setiap hari libur omsetnya berkisar antara Rp 400 ribu sampai Rp 500 ribu.

Baca Juga:  Sekarang Bisa Masuk SMP Dekat Rumah Di Bandung

“Setiap hari libur omset jualan teh bisa mencapai Rp 500 ribu,” katanya, Minggu (20/12/2020).

Sejak munculnya virus Corona, omset penjualan teh turun drastis sampai 80 persen. Bahkan selama 3 bulan, dirinya dilarang berjualan dengan alasan Covid-19.

Baca Juga:  Universitas Indonesia Berdayakan Kader Deteksi Stunting di Bogor

“Sempat dilarang jualan selama 3 bulan dengan alasan Covid-19,” ucap bapak 4 anak ini.

Ia menjelaskan, harga teh Juma produk bubuk teh asal kebun Bah Butong dijual dengan harga bervariasi. Untuk teh bungkusan dengan beras 600 gram dijual dengan harga Rp 30 ribu dan berat 250 gram dijual dengan harga Rp 15 ribu.

Baca Juga:  Lima Hidangan Tradisional, Cocok Disajikan Saat Buka Puasa

“Teh bungkus produk ekspor merek Black tes ekspor dengan berat 250 gram dijual dengan harga Rp 25 ribu,” tukasnya.

Penulis: Ahmad Putra