Pecat Kejati Yang Rapat Pakai Bahasa Sunda Tuai Kontroversi, Dedi Mulyadi: Apa Salahnya?

Karikatur Dedi Mulyadi. (Foto: Dodi/JabarNews).

JABARNEWS | JAKARTA – Pernyataan Anggota Komisi III DPR RI Arteria Dahlan meminta Jaksa Agung ST Burhanuddin pecat seorang Kepala Kejaksaan Tinggi yang rapat menggunakan bahasa Sunda menuai kontroversi.

Anggota DPR RI Dedi Mulyadi yang juga tokoh Sunda turut berkomentar mengenai hal tersebut. Menurutnya penggunaan bahasa daerah dalam kegiatan rapat adalah sesuatu yang wajar.

Baca Juga:  Jelang Nataru, Polres Ciamis Musnahkan Ribuan Botol Miras

“Wajar saja dilakukan selama yang diajak rapat, yang diajak diskusi, mengerti bahasa daerah yang digunakan sebagai media dialog pada waktu itu,” ujar Dedi Mulyadi.

Baca Juga:  Prabowo Disambut Histeris Warga Bandung Barat

Dedi pun saat menjadi Bupati Purwakarta kerap menggunakan bahasa Sunda sebagai media dialog bersama masyarakat dan rapat pejabat. Bahkan dalam satu hari ada pengkhususan di mana seluruh warga hingga pejabat harus menggunakan bahasa, pakaian hingga menyediakan makanan khas Sunda.

Baca Juga:  Bela Dedi Mulyadi, Lalam Martakusumah Sebut Ucok Tidak Dewasa Dalam Berpolitik

“Saya lihat di Jawa Tengah bupati, wali kota, gubernur sering juga menggunakan bahasa Jawa dalam kegiatan kesehariannya. Ini adalah bagian dari kita menjaga dialektika bahasa sebagai keragaman Indonesia,” ucapnya.